Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadhan Menyatukan

23 Mei 2018   13:20 Diperbarui: 23 Mei 2018   13:22 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramahdan penuh berkah. Subhanallah, hingga puasa hari ini, rasa kekeluargaan umat muslim bertambah akrab. Tidak hanya didalam keluarga, tapi juga di kantor, pabrik, masjid dan komunitas sosial. 

Mereka yang selama ini, mungkin jarang makan bareng, kini bertemu di satu meja makan. Berbagi lauk, berbagi cerita dan berbagi ceria. 

Tidak jarang dalam keseharian, antar karyawan dalam satu instansi susah untuk ngobrol lantaran kesibukan masing-masing. Apalagi makan bersama di satu meja. 

Ramadhan telah menghilangkan sikap individualis. Diakui atau tidak, tapi ini nyata terjadi. Sebagian dari mereka yang selama ini memilih memesan makanan melalui aplikasi sekarang makan makanan yang sudah disiapkan kantor tempatnya bekerja. 

"Kebetulan saya kerja ship malam, pukul 16:00 Wib sudah di kantor, otomatis buka puasa dan makan malam di kantor" cerita Kiki, karyawan swasta. 

Setiap Ramadhan, lanjut Kiki, kantor tempatnya bekerja menyediakan makanan untuk buka puasa dan makan malam serta sahur. Kebijakan ini, dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar karyawan, selain itu juga memudahkan karyawan. 

"Kalau tidak, nanti pada waktu berbuka puasa semua karyawan keluar makan, bisa mengganggu kerjaan," tambahnya. 

Soal menu, semuanya sama sesuai dengan kesepakatan dengan penyedia jasa katering. Tidak ada beda antar karyawan. 

Ramadhan juga telah mengubah suasana dikeluarga umat muslim. Yang selama ini adik mungkin pulang ke rumah lebih cepat, kakak tiba dirumah agak terlambat, ayah pulang larut sehingga membuat ibu cemberut, sekarang sebelum magrib sudah hadir ditengah keluarga. 

Meja makan yang diluar ramadhan hanya jadi pajangan, kini dihiasi canda tawa. Meja makan pun merasa lebih dihargai.

Pemandangan yang lumrah, kalau selain bulan Ramadhan, adik makan di depan televisi, kakak makan di kamar, tinggal ibu yang makan sendiri di meja makan. Sementara ayah belum tiba di rumah. 

Pun begitu ketika melaksanakan salat. Karena sibuk, ada yang salat di ruang kerja. Bahkan mungkin ada yang tidak salat. 

Namun di bulan Ramadhan ini begitu masuk waktu salat, semuanya bergegas ke masjid atau mushola. Di beberapa instansi bahkan ada yang memanfaatkan ruang rapat untuk salat berjamaah. Mushola yang ada tidak mampu menampung jamaah. 

Ada pula yang menggelar kajian selepas salat wajib dengan mengundang penceramah kondang. Menghadir hafiz untuk mengajar karyawan yang belum lancar membaca Al Quran. 

Sebagian mereka yang tinggal diperantauan pulang ke kampung halaman, karena rindu dengan suasana Ramadhan di tanah kelahiran. Berkumpul dengan sanak saudara. 

Biasanya ini dilakukan orang-orang yang sudah memprediksi tidak bisa pulang kampung pada lebaran nanti. Misalnya mereka yang bekerja disektor layanan publik, seperti pelabuhan, bandara, rumah sakit dan aparat keamanan. Sebagian dari mereka justru dituntut bekerja ekstra pada hari-hari besar keagamaan. 

Oleh karena itu mereka memanfaatkan Ramadhan untuk berkumpul dengan keluarga di kampung. Atau memang rindu dengan aroma saum di kampung yang biasanya lebih harmonis, humanis dan romantis. 

Sungguh Ramadhan telah membuat yang terberai menjadi satu. Yang lama berpisah bertemu, yang merindu saling melepaskan, yang kurang harmonis kembali sejalan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun