Suatu ketika saya menonton televisi. Sembari menemani anak-anak yang sedang menyaksikan film kesenangan mereka. Seperti anak-anak kebanyakan, rebutan remote kontrol terjadi juga dirumah saya. Begitu iklan, anak perempuan saya secepat kilat pindah channel.
Dari beberapa channel, hampir seluruhnya menayangkan iklan yang sama. Iklan ini sangat menarik perhatian saya. Kualitas gambar iklan ini sebetulnya tidak terlalu bagus, begitu juga bintang iklannya. Bahkan terkesan kusam dan pokoknya sangat tidak menarik.Â
Justru yang menarik perhatian saya, materi yang ingin disampaikan. Dalam iklan tersebut ditampilkan seorang pria, yang harus menjalani operasi ditenggorokan dan akhirnya meninggal dunia. Ini ditandai dengan tayangan makam korban yang mengalami sakit tadi.Â
Seorangh wanita paruh baya, yang dalam cerita iklan tersebut merupakan ibu kandung pria yang harus menjalani operasi menceritakan, putranya jatuh sakit sebagai akibat dari racun yang terkandung dalam rokok. Menyedihkan sekali. Si ibu harus kehilangan anak laki-lakinya. Â
Melalui tayangan iklan tersebut, si Ibu mengajak masyarakat untuk stop merokok. Ya, singkatnya, jika tidak ingin anak-anak kita jatuh sakit, dirawat di rumah sakit, menjalani operasi akibat kanker dan akhirnya meninggal dunia diusia muda jauhi rokok. Â
Upssssss, rebutan remote masih berlangsung.Â
Sejurus kemudian saya menyaksikan iklan rokok. Masih distasiun televisi yang sama. Memang sekarang iklan rokok dikemas lebih apik. Tidak ada lagi penayangan gambar orang yang sedang menyulut rokok, menghisap rokok, atau memegang kemasan rokok.Â
Dalam iklan tersebut ditampilkan seorang pria tampan, berbadan tegap, bertubuh tinggi dan sangat percaya diri. Sepertinya pria tersebut adalah seseorang yang sukses dalam karir. Karena berpakaian rapi, memakai kemeja, sepatu mengkilat dan dasi.Â
Selintas, orang yang melihat tayangan ini tidak ngeh kalau itu adalah iklan rokok. Baru diakhir tayangan ada merek rokok. Setidaknya, iklan tersebut ingin menyampaikan bahwa orang yang sukses akan menghisap rokok. Kepercayaan diri bisa didapat dengan merokok. Pokoknya rokok sangat membantu kesuksesan pria tersebut. Â
Penampilan dua iklan inilah, yang membuat saya beropini "Perang(i) Rokok Menyerang". Menjadi pertanyaan menurut saya, disatu sisi ada upaya untuk "memerangi" rokok karena dianggap berbahaya. Bahkan, bisa menyebabkan kematian. Namun, disisi lain. Usaha untuk membujuk orang untuk merokok terus berlangsung. Bahkan sangat gigih?Â
Rappi Darmawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H