Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gara-Gara Dwitasari

3 Desember 2011   18:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Hujan dan Senja, Benci dan Suka)

Seorang teman blogger mengajak Saya berteman. Dengan senang hati Saya menerimanya. Siapa Dia? begitu tanya ku dalam hati. Aku pun membuka blog teman baru itu. Wahhhhhh.........blog yang bagus........banyak sekali komentar dari blogger lain di blognya.


Aku mencoba membaca tulisan yang dimuat dalam blog itu. Secara selintas, lalu mencoba mengamati dari awal hingga akhir. Wahhhh .......... membaca tulisan-tulisan ini terasa sangat asyik. Ada banyak kisah tentang percintaan yang ditulis. Mengharukan.............untung Saya bisa kuat menahan air mata, kalau tidak pasti teman-teman di samping kiri dan kanan saya akan bertanya-tanya. Akhhh aku tahan saja rasa haruku.


Aku mencoba membuka cerita-cerita lain. Amazinggggg................ penuturannya indah sekali. Mengalun lembut, bak sebuah simponi. Padahal, kalau Aku baca profilnya........pemilik blog baru saja bergabung di kompasiana. Hebat ..........kamu.


Eittt...............siapa sih blogger ini?


Teman blogger Saya ini menulis bahwa dirinya adalah pecinta hujan dan penikmat senja. Aku jadi terpana dengan kata-kata penggambaran tentang dirinya itu. Aku juga menyenangi dan sekaligus membenci kedua waktu itu. Ketika turun hujan dan menjelang senja.


Saya sangat benci ketika pagi-pagi turun hujan. Kenapa? Pagi setiap hari Saya mengantar anak ke sekolah. Kota tempat tinggal Saya, Palembang (yang baru saja jadi tuan rumah SEA Games ke-26) selalu banjir ketika turun hujan agak deras. Meskipun tidak menenggelamkan rumah-rumah penduduk, air hujan akan menggenangi jalan-jalan yang akan saya lewati ketika mengantar anak Saya sekolah. Lalu lintas akan macet, karena pengendara terpaksa mengurangi kecepatan kendaraannya. Ya............. sudah basah macet lagi.


Saya juga benci ketika menjelang senja. Kenapa? Senja adalah waktu berkumpul keluarga di rumah, setelah seharian bekerja. Biasanya pertemuan itu diisi dengan minum teh, sembari menunggu datangnya waktu salat magrib. Menyiram bunga di halaman rumah, membaca buku atau kegiatan lainnya. Namun sayang, moment-moment indah itu tidak bisa saya rasakan. Menjelang senja, Saya baru saja memulai rutinitas kerja. Terkadang sebelum sampai di tempat kerja, Saya sudah pusing dulu karena terjebak macet. hemmmmm.


Saya suka hujan, karena membuat udara menjadi sejuk. Pohon palm, kedondong dan rumput liar didepan rumah menjadi segar setelah disiram air hujan. Jalan di depan rumah juga tidak berdebu. Ya..........paling tidak selain dapat menghirup udara segar, saya bisa menghemat pemakaian listrik karena tidak perlu menghidupkan AC, hemat air karena tidak perlu menyiram pohon palm dan kedondong tadi.


Saya suka senja. Ketika saya masih kecil, ayah saya yang sudah almarhum dulu sering mengajak saya duduk di bale-bale dibawah rumah ketika menjelang sore. Sembari menunggu waktu salat magrib, ayah saya sering mendongeng. Sering kisah si kancil dan buaya, si pandir dll. Moment yang indah dalam hidup saya.


terinspirasi dari www.kompasiana.com/dwitasari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun