Lalu, ketika dia bertemu dengan ibunya, istrinya kecewa dan menuntut pernyataan si-Malin yang dikatakannya dulu sebelum menikah. Sehingga, Malin menutupi kebohongannya dengan mengatakan bahwa wanita tua renta bukankah menjadi ibunya.
Sehingga apa yang dia dapat ? Sehuah hukuman berat yang akhirnya merenggut semuanya darinya. Dari sini mulailah menyadari, bahwa berbohong tidak akan memberikan keselamatan apapun dalam hidup.
4. Untuk sang Wanita, kalian harus tahu ini !
Dalam sebuah Riwayat, Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW : "Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?" Rasulullah SAW menjawab, "Ibunya." (HR. Muslim).
Ibu adalah satu-satunya orang yang akan tetap memiliki putra / anak laki-lakinya, meskipun nantu dia mempunyai istri, anak maupun cucu, statusnya tetaplah masih milik ibunya.
Baca juga: Memaknai Cerita Rakyat, Apa yang Akan Terjadi Jika Malin Kundang Hidup di Zaman Ini?
Istri adalah milik suaminya, namun suami tersebut tetaplah milik ibunya. Pernyataan ini tidak akan pernah bisa dipungkiri. Untuk itu, jangan pernah membatasi hal baik yang hendak dilakukan sang suami kepada ibunya.
Andai sajawaktu itu istri Malin menerima bahwa wanita tua tersebut adalah ibu Malin, mungkin Malin Kundang akan mengakuinya senang hati, maka tidak akan terjadi ending yang seperti di ceritanya.
Penutup
Nah, demikianlah Hikmah dari Cerita Rakyat Malin Kundang yang sangat fenomenal dan tersohor di Indonesia. Mulai kini hingga nanti, tetaplah sayangi dan hormati ibu kita, bagaimanapun keadaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H