Mohon tunggu...
Subroto Rapih
Subroto Rapih Mohon Tunggu... Dosen -

Go Ahead

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Protagonis dan Antagonis Dalam Pilpres 2014

8 Juni 2014   03:38 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:46 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo Subianto dan Joko Widodo merupakan dua capres yang saya rasa sama – sama mumpuni untuk memimpin negeri ini. Keduanya saya yakin mampu memberi perubahan yang berarti menuju Indonesia yang lebih baik. Namun dalam pilpres kali ini ada yang menarik yang saya rasakan yaitu dalam hal “pengikut” dua kubu yang ada. Seperti layaknya dalam film, ada dua kubu yang saling bersaing yaitu kubu protagonis dan kubu antagonis. Dalam konteks pilpres kali ini dan dari sudut pandang fikiran saya diluar dari kedua calon Presiden secara pribadi ada dua kubu yang saya asumsikan sebagai kubu yang mewakili protagonis dan kubu yang identik dengan antagonis. Sekali lagi saya tekankan bahwa ini merupakan murni pandangan saya mengenai tokoh – tokoh yang saya amati selama ini baik itu di media cetak maupun daring. Kubu beserta para pendukungnya yang identik dengan protagonis saya samakan dengan kubu Jokowi – JK. Dalam kubu ini banyak tokoh – tokoh yang selama ini saya kagumi dan saya anggap tokoh protagonis dalam bangsa ini. Ada kurang lebih 4 tokoh yang saya asumsikan sebagi tokoh protagonis yang mendukung kubu ini.

Pertama adalah Jusuf Kalla sendiri, tanpa banyak saya jelaskan pasti rekam jejak Pak JK sudah tidak usah diragukan lagi, seorang tokoh tua namun selalu bervisi muda yang identik dengan trobosan – trobosan baru dalam dunia politik maupun ekonomi di tanah air. KeduaAnis Baswedan, tokoh muda yang satu ini sudah lama menjadi sumber inspirasi saya dalam berbagai hal. Saya banyak belajar dari beliau mengenai bagaimana menyikapi permasalahan yang dialami bangsa ini saat ini. Ketiga Dahlan Iskan, menteri lincah yang selalu penuh solusi dan optimisme. Tokoh yang satu ini juga merupakan tokoh protagonis tulen. Kita lihat sekarang BUMN – BUMN kita telah banyak yang berubah menjadi jauh lebih baik. BUMN yang dulu selalu defisit dengan sentuhan tangan dingin beliau berubah menjadi BUMN yang sehat dan berprospek positif. Keempat adalah Ikrar Nusa Bhakti, walaupun bukan timses resmi Jokowi – JK namu jika saya lihat dari berbagai pernyataan beliau dengan beberapa media dan juga dari opini yang ditulis di beberapa surat kabar saya menilai bahwa tokoh ini juga berada pada kubu Jokowi – JK. Profesor riset LIPI yang mempunyai analisa pilitik tajam serta kritis dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa merupakan beberapa alasan saya untuk kagum kepada beliau sejak lama. Dan ada rencana bahwa kelak jika saya dikarunia anak laki – laki akan saya namakan persis seperti nama beliau, sebuah nama yang penuh makna menurut saya.

Kubu selanjutnya yaitu kubu yang saya asumsikan sebagai kubu antagonis karena banyak tokoh yang saya anggap selama ini sebagai tokoh yang kurang “baik” menurut pandangan saya yaitu kubu Prabowo – Hatta. Ada beberapa tokoh yang selama ini saya anggap sebagai tokoh antagonis. Pertama adalah Amien Rais, tokoh yang satu ini kita kenal sebagai salah satu bapak reformasi. Beliau sering melontarkan pendapat kontroversial yang saya anggap kurang bijak untuk dilontarkan oleh tokoh sekaliber beliau. Entah sengaja atau tidak pernyataan – peryataan yang bertolak belakang dengan hati nurani saya kerap terlontar dari mulut beliau jadi jelas tanpa keraguan lagi saya masukan tokoh ini dalam “kotak” antagonis di fikiran saya. Kedua Fahri Hamzah, tokoh muda yang satu ini sudahbanyak saya lihat di berbagai acara TV, dan sayangnya sebagian besar pernyataan yang beliau lontarkan mendapat resistensi dari logika fikir saya. Baik itu dari sifat ataupun pemikiran – pemikiran yang tergambar dari ucapan beliau. Ketiga Aburizal Bakrie, saya menjadi kurang simpatik terhadap tokoh ini keika mulai lalai tentang tanggung jawabnya mengenai lumpur lapindo banyak soal yang belum terselesaikan sampai saat ini yang seharusnya menjadi tanggung jawab beliau. Keempat Rhoma Irama, banyak sekali hal yang membuat simpati saya kepada tokoh yang satu ini hilang. Banyak sekali pernyataan – pernyataan beliau yang saya sangat tidak setuju terutama soal sara.

Demikian tadi penilaian saya secara pribadi terhadap beberapa tokoh yang berada pada dua kubu yang saling berhadapan dalam pilpres kali ini. Semoga dalam pilpres mendatang bisa memunculkan Presiden yang bisa membawa Indonesia ke arah pembangunan yang lebih maju, lebih berkeadilan serta lebih bermoral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun