Mohon tunggu...
Raphael Matthew Imanuel
Raphael Matthew Imanuel Mohon Tunggu... Administrasi - Siswa Sma

Pelajar sma yang suka belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesantren Kilat Dalam Tiga Hari!!

18 November 2024   19:51 Diperbarui: 18 November 2024   19:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa terasa, waktu sore telah tiba, dan pukul lima menunjukkan waktunya kami bersiap-siap. Kami diajak untuk membersihkan diri dan bersiap menuju masjid guna menyaksikan teman-teman santri melaksanakan shalat Maghrib (kami hanya hadir tanpa ikut melaksanakan). Saya merasa sangat kagum melihat kedisiplinan para santri dalam beribadah. Begitu suara azan terdengar, mereka dengan penuh kesadaran berbondong-bondong menuju masjid tanpa paksaan.  

Pengalaman ini membuat saya merenungkan kebiasaan saya sendiri. Para santri melaksanakan shalat lima waktu dengan penuh tanggung jawab, sedangkan saya sering kali perlu dorongan untuk sekadar beribadah seminggu sekali. Kedisiplinan mereka adalah contoh nyata keimanan yang kuat, yang patut diapresiasi.  

Setelah shalat Maghrib, acara dilanjutkan dengan sholat Isya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Maghrib. Kami juga menemani para santri membaca Al-Qur'an. Saya terkesan dengan kemampuan mereka membaca Al-Qur'an dengan lancar, ditambah suara mereka yang merdu, seperti lantunan puisi yang indah.  

Hal lain yang saya pelajari adalah loyalitas para santri terhadap pesantren. Banyak alumni yang kembali untuk mengabdi sebagai ustaz atau membantu secara sukarela. Ini menunjukkan rasa cinta dan dedikasi mereka yang besar terhadap lembaga yang telah membentuk mereka menjadi pribadi beriman. Kedisiplinan, ketekunan, dan kesetiaan para santri menjadi pelajaran hidup yang mendalam bagi saya.  

Setelah pengajian selesai, kami diajak menyaksikan debat para calon ketua Hasidah (OSIS) yang baru. Pengalaman ini sangat menginspirasi karena memperlihatkan bagaimana pendidikan dan adab berjalan selaras. Setiap calon ketua menunjukkan kompetensi, pemikiran, dan adab yang luar biasa. Mereka mampu menyampaikan gagasan dengan cara yang penuh hormat dan berwawasan luas.  

Bagi saya, hal ini mencerminkan kualitas seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki ilmu mendalam serta karakter yang kuat. Dari debat ini, saya yakin bahwa siapa pun yang terpilih akan menjadi pemimpin yang layak, karena semuanya bersaing dengan sehat dan menunjukkan potensi yang besar.  

Hari pertama ekskursi ditutup dengan himbauan untuk beristirahat. Kami diminta menjaga kondisi fisik agar siap menjalani aktivitas yang lebih beragam pada hari berikutnya. Pengalaman hari pertama ini meninggalkan kesan mendalam, mulai dari interaksi dengan santri hingga menyaksikan nilai-nilai kepemimpinan yang mereka miliki.  

Hari Kedua: Persiapan dan Momen Kedekatan dengan Santri

Hari kedua pun tiba, di pagi hari saya mendengarkan suara aktif di selasar tak sadar waktu sudah pukul 4 pagi teman teman santri sudah memulai hari untuk sholat subuh dan melanjutkannya dengan belajar. Sebagai bentuk penghormatan kami pun ikut bangun dengan teman teman santri lainnya dan mulai beraktivitas juga. Para santri sangat semangat untuk memulai hari dan merasa sangat senang untuk beraktivitas. Setelah sholat subuh kami pergi untuk makan pagi bersama - sama dan memulai kegiatan dengan belajar bersama di kelas hingga siang hari.

Setelah mengikuti kelas kami pun bersenang senang untuk menjelajahi sekitar pesantren kami pergi jalan- jalan dan bermain main di aliran sungai kecil. Bersama para santri santri kami saling berbagi cerita satu sama lain pokoknya serulah banyak hal yang kami lakukan saat itu menjelajahi aliran sungai sejauh 1 kilometer lebih tetapi sungguh tak terasa bersama teman- teman dengan cepat kami pun tiba dan kami melanjutkan untuk makan malam bersama tak lupa juga untuk teman teman santri sholat maghrib dan kami juga mengikuti

Malam ini kami diberikan pengarahan khusus untuk mendengar pak kyai dalam menyampaikan khutbah kepada para santri. Pada saat ini saya merasa sangat kagum dengan sopan santun yang ditunjukan oleh para santri mereka dengan sigap langsung mencium tangan pak kyai secara bergiliran . menurut para santri mencium tangan guru merupakan hal yang baik dan terpuji Mereka merasa sangat senang untuk melakukannya dan merupakan suatu penghargaan terhadap Pak kyai sendiri untuk menerima ciuman tangan dari para santrinya saya pun beriman khotbah yang sangat baik daripada Kyai Dan saya merasa sangat tenang denganmu khotbah yang disampaikan sangat baik dan sangat membimbing bagi para umat-umat beragama lain yang hadir di sana 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun