Toleransi Itu Nyata
Tidak ada yang terlahir dengan membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakangnya, atau agamanya. Orang harus belajar membenci, dan jika mereka bisa belajar membenci, mereka bisa diajari untuk mencintai, karena cinta datang lebih alami ke hati manusia daripada kebalikannya. - Nelson Mandela.
Ekskursi Agama 2024. Acara lintas agama yang melibatkan seluruh siswa kelas 12 Kolese Kanisius untuk mendalami pemahaman dan pengalaman bersama teman-teman dari agama yang berbeda. Pada tahun ini, ekskursi tersebut berfokus pada memperkenalkan tradisi dan kehidupan agama Islam, di mana siswa diajak untuk tinggal dan beraktivitas di pesantren selama tiga hari. Pengalaman ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan para santri dan budaya pesantren.
Mengusung tema "Embrace, Share, and Celebrate Our Faith", acara ini mendorong siswa untuk tidak hanya mengenal tetapi juga merangkul perbedaan agama dengan semangat persaudaraan. Siswa diharapkan mampu memahami keberagaman dengan menghargai keyakinan masing-masing, berbagi cerita, dan bersama-sama bangga terhadap kepercayaan mereka. Acara ini memperkuat nilai toleransi dan kerukunan beragama, yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang majemuk.
Selama ekskursi, siswa berpartisipasi dalam berbagai aktivitas pesantren, seperti salat berjamaah, mempelajari nilai-nilai Islam, dan berdiskusi dengan para santri tentang kehidupan mereka. Kegiatan ini menjadi momen berharga untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan memperkaya wawasan keagamaan.
Ekskursi Agama 2024: Hari PertamaÂ
Pada Rabu, 30 Oktober 2024, para siswa kelas 12 Kolese Kanisius berkumpul di sekolah sejak pagi hari untuk memulai Ekskursi Agama yang telah dinanti. Hari itu dimulai dengan suasana cerah yang indah, menambah semangat semua peserta. Kami tiba pukul 6.00 pagi dan berkumpul di kelas bersama para pendamping untuk menerima pembekalan. Perasaan senang dan penuh penasaran memenuhi hati saya, terutama dengan kesempatan untuk mengalami langsung kehidupan di pesantren dan memahami berbagai aktivitas santri. Â
Dalam pembekalan, kami diajarkan tentang kebiasaan santri yang mungkin baru bagi kami sebagai non-Muslim, seperti budaya mencium tangan orang yang lebih tua sebagai tanda hormat dan mengenakan peci dalam aktivitas sehari-hari. Hal-hal ini memberikan wawasan yang berbeda tentang tradisi Islam yang kaya dan penuh makna. Â
Setelah pembekalan, kami memulai perjalanan menuju Pesantren Daarul Uluum Lido di Lido, Jawa Barat. Perjalanan selama kurang lebih dua jam ini membawa kami ke sebuah tempat yang sangat baik dimana kami disambut dengan kehangatan dan keramahan luar biasa. Setibanya, kami disambut oleh Kyai, ustad, dan Hasidah (OSIS) pesantren dengan permainan gendang yang memukau di aula pesantren. Â
Pak Kyai menyambut kami dengan penuh antusias dan menekankan pentingnya menjaga tali silaturahmi antar umat beragama. Beliau menyebutkan bahwa kehadiran kami adalah wujud nyata dari toleransi, saling merangkul, dan membangun hubungan baik di antara umat yang berbeda keyakinan. Sambutan hangat ini menjadi awal yang sangat baik untuk eksplorasi dan pembelajaran kami tentang kehidupan di pesantren, menjadikan pengalaman ini bukan hanya momen toleransi, tetapi juga perayaan atas keberagaman. Â
Sambutan hangat dari Pak Kyai di Pesantren Daarul Uluum disambut dengan antusias oleh semua peserta. Pak Petrus, sebagai guru pendamping, menyampaikan harapannya agar acara ini dapat terus berlanjut di masa depan untuk mempererat hubungan antarumat beragama. Proses membaur dan berkenalan menjadi momen yang menyenangkan, di mana kami mengenal satu per satu teman santri. Mereka memberikan panggilan khusus untuk kami, yaitu CaniSantri, yang menandakan bahwa kami secara resmi dianggap sebagai bagian dari pesantren selama ekskursi berlangsung. Â
Setelah sesi perkenalan, kami mulai menata barang-barang dan langsung berpartisipasi dalam berbagai aktivitas bersama santri. Semua kegiatan dilakukan tanpa ada perbedaan, sehingga kami dapat merasakan langsung bagaimana kehidupan sehari-hari para santri. Pesantren ini memiliki fasilitas olahraga yang beragam, seperti lapangan basket, voli, dan badminton. Selain itu, pesantren yang telah mengadopsi pendekatan modern ini juga memperkenalkan teknologi seperti coding dan robotik kepada santri. Hal ini menunjukkan bahwa agama dan kemajuan teknologi dapat berjalan seiring dengan sangat baik. Sebagai penggemar basket, saya mencoba bermain bersama para santri. Tidak disangka, mereka menunjukkan keterampilan yang sangat hebat dan bakat luar biasa dalam olahraga ini. Hal ini memperkaya pengalaman saya dan mempererat persahabatan kami selama berada di pesantren. Â