Writing is healing rupanya begitu kental dalam cerita setiap penulis. Seperti pernyataan pada sinopsis bahwa keluarga selalu punya cerita. Pun seperti yang disampaikan Mbak Okky dalam pengantar, setiap cerita itu layak untuk diceritakan. Terlepas itu murni fiksi atau didasari kisah nyata para penulis, tetapi terasa sekali setiap cerita berangkat dari keresahan, ditulis dengan ketulusan.
Saya agak tidak percaya ketika mengetahui bahwa sebagian besar penulis dalam buku ini adalah mereka yang baru kali pertama menulis fiksi. Pasalnya, setiap tulisan memberi kesan penulis dengan jam terbang yang tidak sedikit lagi. Narasi yang sarat emosi. Cerita mengalir sehingga saya sampai menutup halaman belakang dengan waktu yang terbilang singkat.
Selesai membaca antologi ini, perasaan yang tertinggal adalah sendu yang membawa pada perenungan. Tidak ada keluarga yang ideal. Tak sedikit pula yang menghidupi tragedi. Tidak semua anggota keluarga disambut dirumahnya sendiri, bahkan harus mencari pelarian. Namun, bagaimanapun, rumah adalah tempat terakhir untuk pulang. Adakalanya rapalan doa untuk mengikhlaskan harus lebih kuat sekalipun terlambat.
Tidak semua orang akan relate dengan setiap cerita di sini, karena setiap pembaca juga punya ceritanya masing-masing. Semoga dengan membaca kumpulan cerita ini, pembaca juga tergerak untuk menulis ceritanya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI