Pada 1942, tentara Jepang membantai keluarga Giok Soen Tang yang menolak mengibarkan Bendera Jepang di kelenteng mereka. Namun, salah satu anaknya lolos dari maut setelah membaca mantra Qi-Sha yang mengundang siluman ular putih, Bai Suzhen. Para tentara itu tewas mengenaskan dengan sekujur tubuh hancur seperti dimakan rayap.
***
Delapan puluh satu tahun kemudian, seorang pengusaha muda sukse ditemukan tewas mengenaskan di rumah mewahnya dengan tubuh hancur seperi dimakan rayap. Tidak ada petunjuk akan penyebab kematian dan siapa yang melakukan pembunuhan keji ini, kecuali secari kertas tua berisi sebuah mantra dalam bahasa Mandarin.
Suci Arkadewi tidak pernah menyangka kalau siaran breaking news pada penampilan perdananya ternyata akan membawanya pada akar masa lalunya. Meskipun tak ingin terlibat, Suci malah ditugaskan meliput dan terpaksa bertemu kembali dengan mantan kekasihnya.
Bersama Komisaris Polisi Fey Widyatmoko, reserse yang memimpin penyelidikan, dan grup detektif amatir yang terdiri atas seorang mantan jurnalis, seorang profesor psikologi dengan kemampuan indigo, seorang arkeolog dan seorang pendeta Tao, Suci turut serta dalam upaya membongkar misteri tersebut.
Satu per satu masa lalunya terkuak dan bagaikan membuka kotak Pandora, ia harus berhadapan dengan rahasia keluarga yang terlalu mengejutkan untuk dipercayainya.
***
Qi-Sha: Tujuh Bintang Petaka, membawa pembaca masuk ke wilayah keajaiban yang terjalin secara tak terduga. Sebuah perpaduan antara legenda Cina kuno dan aksi thriller kontemporer yang digarap dengan penuh keterampilan, memberikan denting penulisan yang memikat dan penuh kejutan
---------------------------
Sebelum saya mengulas novel ini, Bang Rudy tolong bantu jelaskan ini kepada saya hehehe. Yang pasti saya bukan target pembunuhan berikutnya, kan? Wkwkwk.
 Yang bikin saya tertarik dengan novel ini yaitu entitas yang dipilih sebagai fondasi pergerakan cerita. Kenapa? Karena mengingatkan saya dengan novel pertama saya berjudul Persembahan Terakhir yang terbit eksklusif di aplikasi Cabaca yang juga tidak jauh dari hewan melata ini dan berbagai hal supranatural yang melekat. Tema ceritanya sangat jauh berbeda, background story-nya apalagi. Namun, mau tidak mau saya jadinya melakukan perbandingan antara karya Bang Rudy dan milik saya. Dan tentunya saya masih kalah jauh dan perlu belajar lebih banyak lagi.
Fisik Buku