5. Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Kalau kita ingin lebih leluasa untuk mengakses semua unsur dan elemen cerita seperti setting, aksi, perasaan, pikiran, firasat, prasangka, bahkan bisikan hati terdalam tokoh cerita. Sudut pandang ini sudah paling tepat, seperti yang digunakan penulis di dalam cerita ini. Namun kelemahan yang saya temukan di sini, penulis cenderung menambahkan celetukan-celetukan/komentar untum adegan atau karakternya yang menurut saya kurang perlu. Contohnya, ada kalimat pada hal. 110,
"Astaga, badan kamu dingin banget," kata Cheryl cemas. Ya, dingin, lah... kan pakai AC.
Baris setelah tanda titik yang saya maksud. Ada beberapa lagi, tapi biar lebih jelas kalian bisa lihat di hal. 159 dan 340, dicetak miring, Raffa be like, ....dst.Â
6. Kesalahan copy
Ini bisa kalian lihat di hal 126 (paragraf akhir) dan 127 (paragraf awal) terdapat pengulangan dialog dan cetak bold yang tidak tepat. Kesalahan yang sama juga masih ada di bagian lain, (saya lupa nomor halamannya).
Dari segi cerita, menurut saya tidak terlalu buruk walau agak seperti sinetron. Hanya saja masih bisa terhibur dengan karakter Raffa yang petakilan dan humoris apalagi karena masalah babi alias Bety yang dipungut dari peternakan hahaha, cukup menyegarkan.
Semoga, visualisasi di dalam film lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H