Oleh:Nadia Raodatul Jannah dan iyan sofyan
Mahasiswa PBI dan Dosen PG Paud Universitas Ahmad Dahlan
    "Percuma kuliah tinggi-tinggi kalau ujung ujungnya juga bakalan gak jadi apa-apa".Di khalayak umum kita masih sering mendengar perspektif seperti ini bukan? terkadang masyarakat berperan hebat menjadi seorang hakim yang suka membangun perspektif yang berbeda beda.Ada yang memiliki perspektif yang sama dan perspektif yang berbeda.Pendidikan memang masih menjadi faktor utama yang harus di kembangkan kualitasnya terutama di negara kita indonesia.Apabilah di kaitkan dengan persoalan perspektif tadi apakah dapat kita katakan bahwa tidak semua masyarakat kita belum sadar akan pentingnya pendidikan?apakah beberapa masyarakat sadar akan keunggulan dari pendidikan?mari kita perkuat dengan data data yang dikumpulkan.
     Pada Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 4,82%, atau setara dengan 7,2 juta orang pengangguran. Ini merupakan penurunan dari 5,45% pada tahun sebelumnya. Jumlah pengangguran juga berkurang 9,89% (sekitar 790 ribu orang) dibandingkan Februari 2023.(Badan Pusat Statistik,2024).Hal ini kemudian menjadi bahan perspektif awal masyarakat terutama orang tua yang menganggap pendidikan kurang produktif dalam memberikan kontribusi untuk negara.Namun dilain sisi dari data yang tercantum kita bisa melihat angka penurunan dari tahun sebelumnya yang hal ini bisa diapresiasi dan harus di pertahankan dan masih perlu di basmi karena dampak yang diberikan kepada masyarakat itu sendiri yang berkaitan dengan perekonomian masyarakat.
    Menurut wali kota semarang,Hendra Prihadi(2022:9-1)menyatakan bahwa:Dari 100 orang terkaya di dunia,hanya 32% orang yang sukses tanpa lulus kuliah.Sedangkan sisanya,68% adalah orang yang memiliki background pendidikan,dan sering tak diangkat jadi isu.Hal ini perlu di pahami oleh masyrakat yang memang masih menganggap pendidikan adalah hal yang sepeleh apabilah dikaitkan dengan lulusan pendidikan itu sendiri dan pekerjaan,dua hal itu yang sering di kaitkan dalam perspektif masyarakat kita terutama di daerah Tertinggal,Terdepan dan Terluar(3T).Secara tidak sengaja hal ini menunjukkan betapa berpengaruhnya pendidikan dalam segalah bentuk aspek kehidupan mulai dari moral dan ekonomi.
    Di lain sisi kita melihat beberapa masyarakat memang masih ada yang menganggap pendidikan adalah hal yang kurang prduktif,tetapi tidak sedikit masyarakat yang menggap ilmu pengetahuan adalah bagian utama dari hidup manusia.Hampir semua orang tua di indonesia peduli terhadap pendidikan anak-anak mereka bahkan tidak jarang orangtua yang rela mengorbankan harta,jiwa dan raga-nya demi memberikan pendidikan terbaik terhadap anak-anak mereka.Menurut persepktif masyarakat hal ini pendidikan mereka anggap penting karena betapa berharganya pendidikan di zaman- zaman 90-an yang belum pernah semua masyarakat merasakannnya.Dengan hal ini beberapa masyarakat beranggapan adanya pendidikan hadir sebagai pengembangan kecerdasan anak yang banyak di sadari pengaruhnya dalam kehidupan.
     Di atas merupakan beberapa bentuk perspektif masyarakat terhadap pendidikan.Kihajar Dewantara pernah mengatakan bahwa pendidikan itu hadir untuk memerdekakan manusia sehingga mereka selamat raganya dan jiwanya bahagia.Tentu orang yang berilmu akan menemui beberapa rintangan yang akan mengantarkan mereka pada kebahagiaan yang lebih baik daripada rintanagan yang sudah mereka lalu sebelumnya.Dan hanya orang berpendidikan yang dapat memahami betul apa fungsi mereka belar.Kesadaran masarakat akan pentingnya pendidikan adalah awal dari negara yang maju.Peran pendidikan dalam masyarakat sangatlah penting hal ini bisa berupa memajukan dan menjaga diri,memelihara dan menjaga integritas bangsa dan memelihara dan menjaga dunia.membangun perspektif cerdas didalam setiap pemikiran butuh dengan cara memahami bukan menghaflkan.
