Mohon tunggu...
Raodah
Raodah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

teori yg di kemukakan oleh Martin Hoffman

18 Januari 2025   17:27 Diperbarui: 18 Januari 2025   17:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori empati Hoffman tidak hanya melihat empati sebagai reaksi emosional terhadap perasaan orang lain, tetapi juga sebagai sebuah mekanisme yang memengaruhi perkembangan moralitas dan perilaku prososial. Dalam pandangan Hoffman, empati merupakan elemen fundamental dalam hubungan antarindividu dan dalam kehidupan sosial yang lebih luas.

Apa Itu Empati?

Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain, serta berusaha untuk meresponsnya dengan cara yang sesuai. Secara umum, empati terdiri dari dua aspek utama: pertama, kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan orang lain, dan kedua, kemampuan untuk merasakan atau merespons perasaan tersebut dengan cara yang sesuai. Empati tidak hanya mencakup pemahaman kognitif terhadap kondisi emosional orang lain, tetapi juga kemampuan emosional untuk merasakan perasaan yang dialami orang tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, empati berperan dalam membentuk hubungan sosial yang sehat dan penuh pengertian, baik dalam konteks keluarga, persahabatan, pekerjaan, maupun dalam masyarakat yang lebih luas. Hoffman, dalam teorinya, melihat empati sebagai proses yang berkembang sepanjang hidup seseorang, dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, interaksi sosial, dan faktor-faktor psikologis lainnya.

Konsep Empati Menurut Martin Hoffman

Martin Hoffman mengemukakan bahwa empati adalah kemampuan yang berkembang dalam beberapa tahap sepanjang kehidupan manusia. Teori empati Hoffman menggambarkan bagaimana individu dapat mulai merasakan empati sejak masa kanak-kanak dan bagaimana empati ini berkembang seiring dengan pertumbuhan dan pengalaman hidup mereka.

Hoffman mengidentifikasi lima tahap perkembangan empati, yang masing-masing mencerminkan peningkatan kompleksitas dan kedalaman dalam pemahaman dan respons terhadap perasaan orang lain. Kelima tahap ini meliputi:

1. Empati yang Bersifat Mimetik (Mimetic Empathy)

Tahap pertama dari perkembangan empati adalah empati yang bersifat mimetik, yang biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak yang sangat muda. Pada tahap ini, seorang bayi dapat merespons perasaan orang lain dengan meniru ekspresi wajah atau suara yang mereka amati. Sebagai contoh, bayi mungkin tersenyum ketika melihat orang dewasa tersenyum atau menangis ketika mendengar suara tangisan orang lain. Di tahap ini, empati masih sangat sederhana dan lebih berfokus pada meniru reaksi emosional orang lain daripada merasakan atau memahami perasaan tersebut.

2. Empati Emosional (Emotional Empathy)

Pada tahap ini, anak mulai mampu merasakan perasaan orang lain tanpa hanya menirunya. Mereka mulai memahami bahwa orang lain bisa merasakan emosi yang berbeda dari diri mereka sendiri. Sebagai contoh, seorang anak mungkin merasa sedih ketika melihat temannya menangis, atau merasa bahagia ketika melihat temannya tertawa. Ini adalah bentuk empati yang lebih dalam karena melibatkan perasaan yang lebih kompleks dan pengakuan terhadap perasaan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun