Guru yang memberikan dukungan emosional dan menciptakan lingkungan belajar yang aman membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial seperti empati, kerja sama, dan komunikasi. Selain itu, hubungan positif dengan teman sebaya membantu anak belajar tentang dinamika sosial, seperti cara menyelesaikan konflik dan membangun persahabatan. Â
-Program Pendidikan EmosionalÂ
 Banyak sekolah kini mengadopsi program pendidikan emosional yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan sosial dan pengelolaan emosi. Program ini terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenali emosi, memahami perspektif orang lain, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Â
3. Lingkungan Sosial
Selain keluarga dan sekolah, lingkungan sosial yang lebih luas juga memengaruhi perkembangan sosial emosional. Budaya, norma masyarakat, dan interaksi dengan lingkungan sekitar dapat membentuk cara seseorang memandang dan mengelola emosi. Â
-Pengaruh Budaya
 Setiap budaya memiliki norma yang berbeda tentang bagaimana emosi diekspresikan dan diterima. Misalnya, budaya kolektivis seperti di Indonesia cenderung menekankan pentingnya harmoni sosial dan pengendalian emosi, sedangkan budaya individualis lebih mendorong ekspresi emosi secara bebas. Â
-Komunitas dan Media
 Lingkungan komunitas yang mendukung, seperti kelompok keagamaan atau organisasi sosial, dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan keterampilan sosial. Di sisi lain, paparan media, terutama media sosial, dapat memiliki dampak positif atau negatif tergantung pada konten yang dikonsumsi. Â
4. Faktor Biologis dan Psikologis
Selain faktor eksternal, aspek biologis dan psikologis juga memainkan peran penting dalam perkembangan sosial emosional. Â