Mohon tunggu...
Raodah
Raodah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Emotional Intellegence yang Dikemukakan oleh Daniel Goleman atau Teori Kecerdasan Emosional

12 November 2024   12:59 Diperbarui: 12 November 2024   13:03 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Daniel Goleman menekankan bahwa keberhasilan seseorang dalam kehidupan tidak hanya bergantung pada kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga pada kecerdasan emosional (emotional intelligence atau EI). 

Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta kemampuan untuk memahami dan mempengaruhi emosi orang lain. Dalam bukunya, "Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ", Goleman menjelaskan bagaimana kecerdasan emosional memainkan peran besar dalam menentukan keberhasilan dan kesehatan psikologis seseorang dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Goleman membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen utama: kesadaran diri, pengelolaan diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Setiap komponen ini saling berkaitan dan membentuk fondasi bagi kecerdasan emosional yang kuat.

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi yang sedang dirasakan. Individu yang memiliki kesadaran diri yang baik mampu mengidentifikasi emosi mereka dan menyadari bagaimana emosi ini memengaruhi pikiran dan tindakan mereka. Mereka juga memiliki pemahaman yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan diri, serta nilai-nilai pribadi yang mereka yakini. 

Kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk mengenali kapan mereka perlu mengelola emosi atau perilaku mereka, serta membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.

2. Pengelolaan Diri (Self-Management)

Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi, terutama emosi-emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan, agar tidak mempengaruhi perilaku secara destruktif. Orang yang mampu mengelola dirinya cenderung tenang dalam situasi yang sulit, dapat mengendalikan dorongan emosi, serta tetap positif meskipun menghadapi tantangan. Mereka mampu bersikap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. 

Kemampuan ini penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain dan menjaga konsentrasi dalam menghadapi tugas-tugas sulit. Selain itu, individu yang memiliki keterampilan pengelolaan diri yang baik cenderung lebih mudah diterima di lingkungan sosial dan profesional.

 3. Motivasi Diri (Self-Motivation)

Motivasi diri adalah dorongan internal yang membuat seseorang tetap fokus pada tujuan mereka, bahkan ketika menghadapi rintangan. Orang yang memiliki motivasi diri yang kuat tidak hanya termotivasi oleh penghargaan eksternal seperti uang atau pujian, tetapi juga oleh kepuasan pribadi dalam mencapai tujuan yang mereka tetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun