Kemudian, penampilan dari kafilah mesjid Kuba. Masyarakat menyambut penampilan ini dengan sorak gembira dibarengi tepukan tangan yang meriah. Â Opening-nya menghadirkan miniatur bulan Tsabit dan bintang yang terlihat kelap-kelip berwarna silver dan hijau. Konsep penari pada penampilan kali ini layaknya peri, berbaju putih, abu, merah, sambil membawa atribut kipas bulu-bulu, berwarna putih, berbentuk setengah lingkaran ditangan kanan dan kirinya sehingga dirasa sangat anggun kelihatannya. kecuali mayoretnya, dia mengenakan busana berwarna hitam terlihat lebih tegas pembawaannya. Anak laki-laki yang tampil tampak membawa atribut bendera warna putih, biru muda dan biru tua. Penampilan ini ditutup dengan menyanyikan Mars Sang Surya diiringi drumband.
Masih ada penampilan selanjutnya yaitu dari kafilah mesjid Agung Condrongnegaran. Penampilan ini memberikan opening dengan membawakan miniatur menara Kudus yang sangat mirip dengan aslinya. Masyarakat dibuat terkesima saat melihatnya. Menceritakan kisah sunan kudus. Ada salah satu orang yang memainkan peran sebagai Sunan kudus dan memberikan petuah kepada masyarakatnya.
Penampilan lainnya yaitu dibawakan oleh Pasukan Takbir Melati Muda. Pasukan ini berbusana hitam dengan dibalut kain songket batik di pinggang untuk laki-laki nya, dan rok batik untuk  perempuannya. Atribut yang melengkapi perempuan ialah kipas setengah lingkaran warna merah di tangan kanan kirinya. Aksesoris yang dipakai penari perempuan dipasang di leher sampai dada dan juga dikepala, sedangkan aksesoris laki-laki yaitu membawa tongkat.
Dan masih banyak lagi penampilan lainnya yang terlihat unik dan membuat penonton terkesima dibuatnya. Penampilan lain dibawakan oleh mesjid Al-Husna Suryodiningrat, dengan tema bhinneka tunggal ika; mesjid Al-Hidayah dengan tema tentang Ukhuwah sebagai simbol perlawanan dan mengajak masyarakat untuk tidak apatis terhadap apa yang sedang terjadi di Palestina; kemudian penampilan mesjid Raudatul Jannah yang membawa tema perdamaian, mengajak umat untuk cinta damai merajut ukhuwah seluruh alam.Â
Setiap pertunjukan yang ditampilkan sangat beragam dan memiliki makna tersendiri sehingga selalu ada pelajaran atau hikmah yang bisa dipetik dari setiap penampilannya. Tak jarang juga dalam beberapa penampilan membuat penonton terenyuh ketika menyaksikan penampilan terkhusus puisi mengenai Palestina, beberapa miniatur opening membawakan simbol buah semangka sebagai arti peduli Palestina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H