Mohon tunggu...
Ira Nuraeni
Ira Nuraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Studi Ilmu Komunikasi || 23107030051

Penulis adalah perempuan berdarah Sunda yang kini sedang menempuh studi di kota Pelajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambut Idul Adha: Mengapa Tidak Seantusias Idul Fitri?

16 Juni 2024   14:41 Diperbarui: 16 Juni 2024   14:45 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:tribunnews.com

Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan dua hari besar, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Keduanya merupakan momen penting dalam kalender Islam yang dirayakan dengan ibadah dan tradisi. Namun, seringkali terlihat bahwa perayaan Idul Fitri dirayakan dengan lebih meriah dan antusias dibandingkan dengan Idul Adha. Mengapa demikian? Hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor.

Konteks Sejarah dan Budaya

Idul Fitri, yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan, dianggap sebagai hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam, dan keberhasilan menjalankannya dirayakan dengan penuh suka cita. Selama bulan Ramadhan, umat Islam menahan diri dari makan dan minum mulai dari fajar hingga matahari terbenam. Ketika Idul Fitri tiba, umat Islam merayakan keberhasilan mereka menunaikan ibadah puasa dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur.

Budaya di berbagai negara Muslim juga mempengaruhi bagaimana Idul Fitri dirayakan. Di banyak negara, Idul Fitri adalah momen untuk berkumpul dengan keluarga besar, saling memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi. Tradisi ini menciptakan suasana yang sangat meriah dan penuh antusiasme.

Di sisi lain, Idul Adha dirayakan sebagai peringatan atas kesediaan Nabi Ibrahim (AS) untuk mengorbankan putranya Ismail (AS) sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Meskipun kisah ini sangat penting dan menjadi inti dari perayaan Idul Adha, tidak semua orang merasakannya dengan intensitas yang sama seperti puasa Ramadhan yang dijalani setiap hari selama sebulan penuh. Idul Adha lebih fokus pada pengorbanan dan ketaatan, yang mungkin tidak langsung terkait dengan aktivitas sehari-hari seperti puasa di bulan Ramadhan.

Persiapan dan Tradisi

Persiapan menjelang Idul Fitri sangat kental dan meriah. Banyak keluarga yang membersihkan rumah, membuat kue khas lebaran seperti nastar dan kastengel, serta membeli baju baru. 

Persiapan ini menciptakan suasana yang penuh semangat dan antusiasme menjelang hari raya. Selain itu, tradisi mudik atau pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga besar juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di banyak negara, termasuk Indonesia. 

Ditambah lagi ketika Idul Fitri ada momen bagi-bagi THR yang menambah antusias menyambut hari raya Idul Fitri. Semua kegiatan ini meningkatkan antusiasme dan suasana meriah menjelang Idul Fitri.

Sebaliknya, persiapan untuk Idul Adha lebih fokus pada penyembelihan hewan qurban. Meskipun ini adalah ibadah yang sangat mulia dan penting, kegiatannya lebih bersifat ritual keagamaan dan tidak melibatkan persiapan yang meriah atau perayaan besar-besaran di rumah. Persiapan yang dilakukan biasanya berkaitan dengan pemilihan dan pembelian hewan kurban serta pengaturan teknis penyembelihan dan distribusi daging qurban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun