Selama ini, begini cara berpikir kebanyakan masyarakat saat menggunakan barang: Beli -- pakai -- buang. Paradigma yang melekat pada masyarakat ini tentu salah. Dalam satu kali produksi barang yang banyak orang pakai, itu memerlukan banyak tenaga dari alam, salah satunya tentu dari hutan.
Padahal harusnya begini:
1. Pake yang lo punya. Ini menjadi opsi paling awal, maksudnya ialah selama punya yang bisa dipakai, maka pakailah barang itu, jangan beli lagi hanya untuk terlihat berbeda atau hanya untuk menambah koleksi semata.
2. Minjem. Opsi kedua ini bisa dilakukan ketika membutuhkan suatu barang namun tidak mempunyai barang tersebut, apalagi barang yang sifatnya hanya dibutuhkan untuk sekali saja atau tidak membutuhkan barang ini secara berkepanjangan.
3. Tukeran. Opsi kedua ini bisa dilakukan dengan teman yang saling membutuhkan barang yang mungkin berbeda jenis tapi sama-sama sepakat untuk melakukan pertukaran.
4. Beli Bekas. Opsi ini terkenal dengan sebutan 'Thrifting', sekarang ini banyak barang bekas yang dijual dengan harga murah tetapi kualitasnya masih sangat bagus. Opsi keempat ini bisa dilakukan tapi tetap dengan catatan tidak boleh berlebihan.
5. Bikin. Jika sekiranya mempunyai keahlian untuk membuat barang yang dibutuhkan, maka ini bisa dijadikan opsi sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli baru.
6. Beli. Ini menjadi pilihan paling terakhir jika dirasa opsi-opsi sebelumnya memang sudah tidak bisa dilakukan.
Untuk meminimalisir banyaknya sampah yang di produksi masyarakat pada setiap harinya, maka lakukanlah:
1. Cegah, usahakan tak ada barang yang berpotensi menjadi sampah di rumah.
2. Pilah, pilah sisa konsumsi sesuai jenisnya.
3. Olah, olah menjadi kompos, ecrobick, atau serahkan ke Lembaga pengelola.