Seorang pria muda yang selalu dimanja oleh ayahnya akan lulus minggu depan. Beberapa minggu sebelumnya, ia melihat mobil sport yang sangat mewah di sebuah pameran dan ingin mendapatkan mobil itu sebagai pemberian hadiah kelulusan dari ayahnya.
Ia pun melihat mobil itu secara detail dari luar sampai dalam dan mengambil rincian tentang mobil tersebut dari penjualnya. Ia memberikan tanda-tanda kepada ayahnya bahwa ia menginginkan mobil itu pada hari wisudanya.
Pemuda itu sangat bersemangat. Ia sangat mengharapkan hadiah mobil dari ayahnya karena ia selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan dari ayahnya.
Hari wisuda pun tiba, ayahnya memanggilnya ke ruang kerjanya dan memintanya untuk duduk. Ayahnya membawa kado yang dibungkus dengan indah. Ia memberikannya dengan mengatakan betapa bangganya ia memiliki anak yang begitu baik dan betapa cintanya ia kepadanya.
Dengan bahagianya ia membuka kado tersebut, berharap untuk melihat kunci mobil sport yang ia inginkan.
Ternyata, ia hanya mendapatkan sebuah buku. Betapa kesal dan kecewanya ia ketika melihat hanya sebuah buku, bukan kunci mobil sport.
"Dengan semua uangmu kau hanya bisa memberikanku ini?" Betapa marahnya ia hingga membentak ayahnya sendiri dan langsung pergi meninggalkan rumah.
Ia sangat marah sampai tidak pernah kembali ke rumah ayahnya lagi.
Tahun demi tahun telah terlewati, sekarang, ia sudah menjadi pengusaha sukses seperti ayahnya.
Suatu hari, ia mendapatkan kabar bahwa ayahnya telah tiada. Ia sangat sedih dan berjanji kepada dirinya sendiri ia akan mengurus hal-hal yang ayahnya trlah tinggalkan.
Sesampai di rumah ayahnya, ia merasa sangat sedih, penuh dengan penyesalan. Ia akhirnya belajar di tempat ia terakhir kali berbicara dengan ayahnya.