Mohon tunggu...
Ranu Narotama Said
Ranu Narotama Said Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

favorite!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Sejati!

6 Juli 2020   15:24 Diperbarui: 6 Juli 2020   15:34 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sikap Reza, Rama dan Akmal terhadap Ibrahim terus berlanjut hingga pada akhirnya sampai pada kejadian yang menjadi puncak kejailan mereka bertiga. Kejadian itu terjadi ketika aku dan Ibrahim sedang bermain kejar-kejaran. Karena sudah bel, aku dan Ibrahim bergegas untuk masuk ke kelas. Pada saat masuk, tiba-tiba kaki Akmal menghalangi langkah Ibrahim. Dan terdengar suara orang jatuh ke lantai, yaitu suara Ibrahim yang terjatuh. Pada awalnya Reza, Rama dan Akmal tertawa terbahak bahak seolah olah misinya yang mereka inginkan berhasil tercapai. Syifa langsung terkejut melihat Ibrahim yang terjatuh, lalu Syifa langsung menghampiri Ibrahim dan menanyakan keadaan kepada Ibrahim. Ibrahim hanya terdiam dengan mata terpejam seolah olah menjerit kesakitan dari dalam hatinya, tangannya memegang erat pergelangan kakinya seolah-olah merasa dirinya tidak kuat lagi karena ulah Reza, Rama dan Akmal.

Semua teman-temanya mengerumuni Ibrahim dan Syifa. Melihat keadaanya yang semakin memburuk, wajah Reza, Rama dan Akmal menjadi pucat, langkahnya mulai mundur, raut wajahnya yang penuh ketakutan dan kecemasan.

Keesokan harinya suasana di kelas menjadi sunyi dan sepi seperti masih terbawa dengan kesedihan yang kemarin Reza, Rama dan Akmal perbuat. Reza, Rama dan Akmal yang biasanya membuat keramaian di kelas karena sering membully Ibrahim juga hari ini hanya terdiam di pojok paling belakang kelas. Tak lama kemudian Syifa datang ke kelas dengan wajah penuh amarah, emosi dan kesal. Tatapannya yang tajam menatap ke mata Reza, Rama dan Akmal. Tampak seorang guru BK di sekolah itu yang berada tepat di belakang Syifa. Reza, Rama dan Akmal semakin ketakutan dan muka pucat. Mereka bertiga semakin terpojokan dan akhirnya mereka bertiga disuruh menuju ruang BK oleh guru BK tersebut karena kesalahan yang mereka perbuat itu.

Syifa sebagai seorang sahabat kini merasa lega, karena akhirnya ia dapat melaporkan kelakuan . Reza, Rama dan Akmal yang sudah membully teman-temannya. Karena kelakuanya itu telah merugikan banyak orang. Bahkan tak jarang dari mereka yang sering dibully sehingga harus tidak masuk sekolah karena tertekan pada kelakuan . Reza, Rama dan Akmal sehingga ada beberapa yang pindah sekolah karena sudah tidak kuat menerima caci makian dari . Reza, Rama dan Akmal

Setelah beberapa hari, akhirnya Ibrahim dapat masuk sekolah kembali. Pada hari itu pula untuk pertama kalinya Reza, Rama dan Akmal meminta maaf kepada Ibrahim di depan semua teman-temanya. Dan pada hari itu pula menjadi hari terakhir bagi Reza, Rama dan Akmal karena mereka telah dapat peringatan dari pihak sekolah sebab kesalahan yang sudah mereka perbuat kepada teman 1 sekolahnya itu oleh pihak sekolah.

Hingga waktunya tiba, selang beberapa tahun kemudian, Syifa dan Ibrahim lulus dari SMA tersebut dan masih mempunyai ikatan hubungan yang erat sampai mati. Setelah mereka lulus dari sekolah, Syifa dan Ibrahim memilih tempat Kuliah yang sama, tetapi ada perbedaan sedikit dari perkuliahan mereka, yaitu jurusan mereka. Syifa memilih jurusan Accounting dan Ibrahim memilih jurusan Bussines Creation yang telah lama Ibrahim ingin kan adalah menjadi pengusaha sukses sehingga perusahaan tersebut menjadi kelas internasional.

Selang beberapa tahun dari perkuliahan tersebut, Syifa dan Ibrahim masih mempunyai hubungan yang erat sehingga mereka bisa lulus sama-sama. Syifa berfikir bahwa Ibrahim adalah orang yang benar-benar sangat percaya diri, penuh semangat, dan tidak menarik kata-kata yang sudah diucapkan oleh Ibrahim saat mereka masih sekolah.

Hingga waktunya tiba, selang beberapa tahun kemudian dari kelulusan perkuliahan, Ibrahim mempunyai sebuah perusahaan. Dan membutuhkan banyak karyawan, ternyata ada beberapa calon karyawan yang dulu sering mem-bully Owner perusahaan tersebut, yaitu Reza, Akmal dan Rama. Kemudian Reza, Akmal dan Rama di interview untuk masuk ke perusahaan tersebut, dan selang beberapa menit ia telah diterima oleh perusahaan tersebut karena Ibrahim masih kasih kesempatan untuk Reza, Akmal dan Rama untuk bekerja tanpa sepengetahuan Reza, Akmal dan Rama bahwa owner dari perusahaan tersebut adalah Ibrahim, jika Reza masih tetap membully selagi bertemu Ibrahim, maka Reza akan dipecat.

Di sisi perusahaan ini, ada yang memberantas bullying di kantor, bisa dimulai dengan komitmen dari pihak manajemen untuk mengatur kebijakan perusahaan dalam mengatasi permasalahan bullying. Harus ada usaha nyata dari pihak perusahaan untuk memberlakukan hukuman tegas terhadap perilaku-perilaku abusif. Tindakan tegas dalam memberantas bullying akan membuat korban merasa aman dan bibit-bibit pem-bully akan berpikir dua kali sebelum ikut-ikutan bertindak. Harus dinyatakan dengan tegas bahwa perusahaan tidak akan menoleransi perilaku semacam itu.

Inti dari cerpen ini adalah orang-orang dalam suatu kantor atau perusahaan yang bekerja secara harmonis dan damai akan mampu melayani perusahaan dengan lebih baik, bahkan jika itu artinya harus menyingkirkan para pem-bully yang memiliki performa baik dalam pekerjaan. Perusahaan tidak dibangun oleh satu orang saja. Tim yang solid merupakan kunci kesuksesan jangka panjang dan ingatlah kerja sama tim dapat melampaui performa satu orang.

Tetapi jika segala cara yang dicoba untuk menghentikan bullying gagal, keluar dari perusahaan adalah jalan terbaik bagi pelaku bully di perusahaan tersebut.

Created by : Ranu Narotama Said

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun