Mohon tunggu...
Howa
Howa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

intj/entp Idk i love vocaloids, games, art books, perfume, coffee, and suicidal things

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Rumahku Nyaman"

22 Agustus 2024   09:26 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:30 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumahku terletak di Karang Ploso, bangunannya memiliki 2 lantai dengan dinding luar berwarna hijau, dan atap berwarna merah, dan garasi, terlihat sangat sederhana. Rumah ini telah bertahan dari tahun 2009 hingga sekarang.

Dindingnya sudah agak mengelupas karena lembab, tapi masih bisa dihuni, didalamnya sangat kecil, tapi terasa masih nyaman untuk ditinggali, di ruang tamu bahkan dijadikan tempat belajar dan tidak ada kursi untuk tamu, di sebelahnya terdapat kamar mandi berukuran kecil, di kana nada 1 kamar, di sebelah kiri terdapat ruang keluarga dan dapur, di ruang keluarga terdapat Kasur lantai dan sofa Panjang, kulkas, tv dan lemari-lemari buku. Dan sebelahnya terdapat dapur kecil, di samping dapur terdapat satu kamar.

Rumahku terdapat 2 lantai, di lantai 2, tidak banyak, hanya tempat untuk mencuci pakaian dan gudang, bisa dibilang lantai 2 di rumahku lumayan kecil. Terdapat kamar di sebelah Gudang, di kamar tersebut menurutku adalah yang paling nyaman, walau siang terasa sangat panas disana dan pada saat malam hari menjadi hangat, dan suasana nya sangat sunyi, bahkan aku bisa melihat pemandangan bulan dan Bintang-bintang dari sana. Setiap hari aku harus ke lantai 2 untuk mengambil baju ganti, karena lemari untuk dibawah tidak cukup. Kasur di lantai 2 agak keras, dan sangat sempit, tapi rasanya hangat dan nyaman.

Rumahku layak disebut rumah, dengan kepalsuan sebagai dekorasinya. Aku terjebak disini, disini terlalu nyaman hingga semua terasa mengerikan bagiku, tolong, sekat ini menutup mulutku untuk berbicara kepada mereka, menutup mulutku untuk  besosialisasi dan memaksaku mengatakan "Rumahku nyaman.". Aku ingin pergi. Tapi,apakah sebenarnya itu yang aku mau? aku ingin tinggal, tapi aku juga ingin pergi.

Aku harap rumah ini akan selalu bernuansa bahagia dan meninggalkan banyak kenangan sebelum aku pergi nanti, aku tidak ingin meninggalkan kenyamanan rumah ini, akan terasa hampa jika aku pergi. Tapi sepertinya aku menolak kenyataan, bukankah aku? Dasar palsu, akan selamanya begini, rasa ingin pergi dari sini tapi ini nyaman. Aku ingin pergi dan menghilang dari dunia ini, Kuharap kalian baik-baik saja. Aku bahkan tidak akan menangis untuk mengatakan selamat tinggal. Aku akan pergi dalam waktu lama menuju kesendirian tak berujung dan kekosongan, meneguk darah dan amarah. Setidaknya aku bisa pergi dari kenyataan, mereka. Rumah itu selamanya akan baik-baik saja. Bahkan jika salah satu dari kita menghilang. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun