Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor (25/02/2019) - Cagar budaya adalah warisan budaya berupa kebendaan yang bernilai penting dan tentunya perlu dilestarikan. Di Desa Pabuaran Kecamatan Sukamakmur terdapat situs yang  telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya oleh pihak Kabupaten Bogor. Prasasti Pasir Awi namanya.Â
Prasasti ini merupakan salah satu dari tujuh peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang letaknya berada di perbukitan, tepatnya di sebelah selatan bukit Pasir Awi di kawasan hutan di perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor.
Prasasti Pasir Awi berada di sebuah perbukitan yang mana jika ingin menuju kesana harus melewati medan yang cukup sulit untuk dilalui kendaraan, tetapi jika ingin memutuskan untuk berjalan kaki, dipastikan akan menguras tenaga dan mengencangkan otot kita. Pengunjung akan melewati jalan bebatuan dan undakan anak tangga yang sedikit curam.Â
Tetapi, sulitnya medan yang di lalui akan dikalahkan dengan suasana pemandangan yang sangat indah dan sejuk, hamparan dan bentangan gunung mengelilingi keberadaan situs. Untuk sampai kesana, pengunjung bisa melewati jalan Sukaraja Dayeuh dari arah Desa Pabuaran. Sekitar 3 km jauhnya perjalanan, tibalah di lokasi Situs Prasasti Pasir Awi.
Saat tiba di lokasi, pengunjung akan menaiki tangga dan melihat sebuah batu besar yang dilindungi oleh cungkup. Siapapun bisa datang ke Situs Prasasti Pasir Awi tanpa dikenai biaya sepeser pun, dengan syarat tetap menjaga kebersihan dan tidak merusak atau mencoret-coret batu.
Saat mencoba menggali informasi tentang sejarah prasasti pasir awi, tidak banyak warga yang tahu jelas tentang sejarah prasasti ini. Yang mereka tahu, Prasasti Pasir Awi merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berupa batu tapak dan semacam lukisan ukiran bunga yang terpahat disebuah batu besar.Â
Pahatan tapak kaki tersebut dianggap sebagai tapak kaki milik Sri Purnawarman raja dari Kerajaan Taruma atau Tarumanegara. Prasasti pasir awi pertama kali ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, bernama N.W. Hoepermans. S. pada tahun 1864. Â
Menurut warga sekitar, banyak pengunjung yang datang ke tempat bersejarah tersebut, bukan untuk berwisata melainkan untuk berziarah atau melaksanakan proses ritual yang konon katanya bisa mendapatkan keberkahan.Â
Pengunjung yang datang tidak dikenai  biaya, tetapi harus mendatangi rumah penjaga yaitu Bapak Jaya, untuk mengisi daftar hadir pengunjung dan menuliskan tujuan kedatangan mereka ke Situs Prasasti Pasir Awi. Rumah bapak jaya terletak tidak jauh dari situs, akan terlihat ketika ingin memasuki lokasi situs prasasti pasir awi.
Sebagai cagar budaya peringkat nasional, keadaan Situs Prasasti Pasir Awi masih memprihatinkan. Kurangnya fasilitas yang memadai, informasi yang minim tentang sejarah prasasti tersebut, akses jalan menuju lokasi yang cukup sulit, dan tidak adanya petunjuk arah untuk menuju ke lokasi peninggalan bersejarah ini. Lokasi Situs Prasasti Pasir Awi juga terlihat kurang terawat.
Prasasti Pasir Awi sebagai aset berharga yang dimiliki Negara ini harus lebih diperhatikan lagi, karena dapat membantu memajukan perekonomian warga sekitar.Â
Situs ini penting bagi ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Sudah sepantasnya situs ini diberi penanganan lebih seperti pemberian papan informasi mengenai kapan ditemukan nya, siapa penemu nya, dan informasi pendukung lainnya agar dapat menarik perhatian wisatawan lainnya untuk datang berkunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H