Ranto Napitupulu:
1. batu-batu putih dan merah
kutinggalkan tanah leluhur kita
angin berembus tak bersuara
kereta perlahan meninggalkan stasiun tawang
kueja nama itu karena aku suka
aku teringat di satu malam ba'da isya
ada tujuh bocah perempuan
berperang hebat dengan batinnya
di hadapan mereka ada perempuan dewasa bernama adinda
yang hendak mengajarkan pelajaran bahasa indonesia
yang mengucap salam tidak sebagaimana lazimnya penduduk desa
satu dari tujuh bocah perempuan itu bertanya:
apakah ibu tak beragama
sehingga ibu tak mengucap salam seperti lazimnya penduduk desa?
apakah ibu tak beragama
sehingga ibu tak mengenakan penutup kepala
sebagaimana lazimnya perempuan penduduk desa?
perempuan bernama adinda berkata:
kita ada di rumah besar
yang batu di bawah tiangnya berwarna putih dan merah
dihuni oleh banyak agama dan marga
yang masing-masing nenek moyangnya sudah ada
sebelum kerajaan majapahit ada
amarahnya juga akan memuncak
jika ada hinaan untuk ibunya, indonesia
salam kita boleh berbeda
tetapi darah kita sama-sama merah
yaitu indonesia
tujuh bocah perempuan itu bertanya dalam batinnya
siapakah orang yang telah tega
tidak mengajarkan itu kepada kami semasa kami masih belia?
**
Desember 2023
2. batu-batu berlari
batu-batu berlari
meninggalkan petak-petak sawah yang tak lagi ditumbuhi padi
yang tubuhnya retak-retak nyaris mati
yang dadanya merah seperti baru saja dibakar oleh api
yang anak-anaknya menangis menginjak-injak jantung mimpi