Mohon tunggu...
Rantika Sekar Nandira
Rantika Sekar Nandira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 12 Mipa 3 | Absen 26

Ditunggu yah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pernah Sama Namun Berbeda

27 Februari 2022   11:12 Diperbarui: 27 Februari 2022   11:16 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Angin dan air saling berbaur menjadi satu untuk menyapaku di tengah lapang yang sangat luas. Tanah dan lumpur menghiasi lapangan di tengah hawa yang dingin. Suara sang naga biru langit telah menyambar ke berbagai arah. Ini adalah bukti dan saksi bahwa aku pernah berjuang.

            "hey oper ke sini" teriak ku. Yang tak lama dia berikannya operan pada ku. lalu, aku pun menembakkan hasil operannya ke dalam gawang musuh dengan spektakuler. pertandingan ini adalah laga yang bergengsi. selama 7 kali pertandingan, tim ku hanya sampai di final dengan juara ke-2. Tak pernah bagi tim ku untuk mendapatkan juara ke-1. Bahkan hari ini, walau aku memberikan goal yang spektakuler. namun, tetap saja kami kalah. 3-1, itulah hasil pertandingannya. Aku sebagai ketua tim tetap menerima dan bersabar serta menyemangati teman-temanku untuk terus maju.

            Pelatihku  bernama Abrelta Gizmat dari Timur tengah akan digantikan oleh Marelt Brown dari Jerman. Aku dan timku sepakat untuk memberikan pak Gizmat sebuah hadiah yang bisa ia kenang. Karena selama 3x pertandingan, ia terus bersama kami.

            Setelah aku berada di rumah, aktivitas yang biasanya aku lakukan jika tidak ada kegiatan lain adalah dengan menonton bola di youtube atau aplikasi khusus olahraga bola. aku biasanya menonton film bola untuk meningkatkan skill dari dalam diriku, apalagi jika aku menonton dari idolaku.

            Aku sekolah kelas 11 SMA, dengan kehidupan yang cukup. Aku bertekad sangat ingin membahagiakan orangtuaku dengan menjadi yang aku mau, yaitu seorang pesepak bola yang profesional. Namun, walau aku sering latihan bola, tidak mengganggu jadwal latihan dengan belajarku. Aku dilatih kedisiplinan dari sejak kecil hingga dewasa sekarang oleh orangtuaku.

"den, tuang heula yu (makan dulu yu)" kata ibuku yang memanggilku dari belakang pintu.

" iya mah, nanti dendy makan. Sebentar lagi ya mah" jawabku. Aku termenung dengan nasib diriku hari ini, aku insecure sekali dengan kehidupan ini. ketika mengingat "akan jadi apa aku di masa depan" disitulah diriku tiba-tiba diam membisu seperti es batu. Akhirnya beberapa menit kemudian, akupun menyantap makanan yang sudah mamah hidangkan untukku. Aku sangat bersyukur mempunyai seorang mamah yang sanggup dan kuat menerima aku, dengan segala kekuranganku, ia tetap menyayangiku.

"mah, makasih ya. Enak banget makanannya. Dendy kenyang hehe" ungkapku

"iya atuh (dong). Sok tambah deui den (ayo tambah lagi)" kata ibuku.

"kenyang mah aduh, tapi siaplah dendy habisin aja ya hehe" kataku dengan iseng sambil ketawa

"haha nya sok atuh, meh beuki kasep jeng gagah (haha iya ayo, biar semakin ganteng dan gagah)" kata ibuku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun