"kaki mu juga besok akan di obati oleh dokter specialis tulang agar segera sembuh" Sambung Pak boris sambil menyalakan rokok
"secanggih itu ya di kota...." Tanyaku
"hm. Kau akan tau dengan sendirinya nanti." Ungkapnya sambil memegang pundakku.
12 Tahun Kemudian
      Tahun-tahun telah berlalu, kini akhirnya aku menjadi seorang bintang dalam sepak bola di sebuah Liga yang terkenal. Musuh liga ku yang dulu berhasil menjuarai ke-1 berhasil dikalahkan oleh ligaku yang sekarang. Di umurku yang 28 tahun ini, aku berhasil mempunyai properti, aset-aset, dan melakukan beberapa investasi. Ini sungguh sebuah hasil yang sangat manis dari perjuangan yang melelahkan dan berat itu. Banyak pengorbanan yang ku berikan untuk itu. Namun, suatu hal yang sangat menyayangkan dan menyedihkan bagi diriku, yaitu aku tidak mengetahui keberadaan orangtuaku. Aku sudah sangat maksimal mungkin untuk bisa bertemu orangtuaku. Aku benar-benar menangis dalam sujud tahajud ku.
      Hidup merupakan sebuah seni yang diberikan oleh Tuhan untuk dikelola oleh manusia. Meski diriku ini tidak melakukan kejahatan sekalipun, disisi lain tetap ada  orang-orang yang tidak menyukai diriku dan malah membencinya. Namun, aku tidak menghiraukannya. Aku terus maju dan melangkah dengan pendirian dan tekad ku yang sangat kokoh.
"Dends bermainlah dengan bagus di pertandingan Nasional ini. kau harus membuat nama Negeri ini semakin harum di mata dunia" perintah Jean seorang manager Klub Nasional.
"ya, itu pasti. Tenang saja" ungkap ku
"oh iya, kalo gak salah kita tu berangkatnya naik Pesawat ya sir?" Tanya Fodli ke Manager Jean
"iyalah, agar tidak menyita waktu lama" jawab Jean
"bukannya di bulan desember itu rute untuk berangkat lebih ekstrim ya? Ku kira pertandingannya akan di undur" ungkap Natsir