Siapa sih di zaman ini yang tidak mengenal suatu aplikasi yang sangat populer eksistensinya dalam bidang transportasi, jasa mengantar makanan, barang, sewa kendaraan roda empat, belanja bulanan, tiket film dan fitur-fitur layanan lainnya yang ditawarkan.
Yap aplikasi ini bernama "Grab" sebuah aplikasi yang sangat multifungsi #AplikasiUntukSemua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terutama bagi saya seorang pelajar yang harus pandai-pandai dalam mengelola keuangan harian. sebab aplikasi ini dalam penggunaan setiap saatnya, #SelaluBisa memberikan promo-promo yang menarik untuk tidak dilewatkan.
Dari tahun ke tahun sejak saya berada pada zaman Sekolah Menengah Atas, aplikasi ini terutama dalam fitur yang paling sering digunakan yaitu Grab bike, selalu menemani hari-hari saya untuk mengantarkan kesana kemari menemani kehidupan saya disebuah kota yang terletak di Jawa Barat.
Dalam perjalanan yang saya lalui tentu saja tidaklah semudah, dan lancar seperti akses teknologi di Ibu kota lainnya. Saya yang bertempat tinggal di sebuah kota yang letaknya paling timur di Kota Bandung, harus pandai-pandai memberi informasi terhadap driver jika tujuan yang dituju yaitu rumah saya belum ramah terhadap teknologi dan perkembangan transportasi online.
Benar, yaitu "ojek pangkalan", sebuah komunitas yang belum dapat beradaptasi terhadap teknologi keluaran terbaru ini. Mereka menganggap bahwa pembaruan ini dinilai dapat mempengaruhi atau mengurangi pendapatan rezeki mereka. Sehingga hingga saat ini di daerah saya masih belum toleransi terhadap sistem ini.
Komunitas ini melarang masuknya grab bike ke wilayah mereka, driver hanya diberi batas transit mengantar di muka jalan utama. Yang kemudian penumpang harus melanjutkan perjalanannya menggunakan jasa transport ojek pangkalan tersebut.
Namun hal tersebut berlaku bagi driver grab yang menggunakan atribut mulai dari helm, jaket dan tampilan yang lengkap sebagai driver ojek online. Jadi setiap kali saya memesan dengan tujuan rumah, saya selalu memberi informasi mengenai hal tersebut sehingga ojek online tidak mengenali saya sebagai penumpang ojek online. Pun bahkan driver grab di kota ini sudah memiliki komuntas besar sehingga mereka sendiri sudah mengetahui mana saja daerah yang belum ramah terhadap transportasi online ini.
Dalam himbauan tersebut saya memiliki pengalaman, ketika saya pulang sekolah saya memesan grab bike dengan tujuan rumah saya tentu saja menggunakan promo potongan biaya perjalanan yang sudah saya tambahkan sebelum memesan. tidak selang lama hanya beberapa menit akhirnya saya mendapatkan driver, kemudian saya tunggu driver tersebut. Setelah saya melihat-lihat di sekitar gerbang sekolah dan mencocokan plat nomor yang saya lihat di handphone. kemudian saya terkejut ketika melihat driver yang saya dapatkan menggunakan atribut lengkap.
Driver grab : " atas nama Rantika Anggraeni de ? Tujuan ke cilengkrang ?
Saya :" iya pak, betul."
 Saya berasumsi ketika driver menyebutkan nama daerah yang dituju (rumah saya) dari raut wajahnya, ia tidak menampakan sebuah penyesalan atas orderan yang diterimanya. Saya pun langsung diberikan helm berwarna hijau berlogo grab olehnya. Kemudian saya menggunakannya dan berangkatlah kami ke tujuan.