Mohon tunggu...
Ranti Tirta
Ranti Tirta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Perempuan biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malaikat Kecilku

31 Juli 2011   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:13 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cinta pada pasangan bisa hilang.

Tetapi tidak ada yang bisa memutuskan hubungan yang sudah terjadi antara orang tua dan anak.Keponakanku sudah ku anggap seperti  anak sendiri   ( aku  blm nikah ...) , karena dari bayi diam di rumah sedangkan pulang kerumahnya sendiri sudah sore di jemput bapaknya / ibunya .

"Sehat aja kan disekolah barumu?"..." Aku tau masih ada sisi kemarahan dimata kecilmu,sebelum keberangkatan itu," Entahlah, sering sekali hal kecil membuat kita selisih paham.Kamu tau, semua yang dirumah sedih dan terharu  .Kasih sayang itu berkembang menjadi benih - benih cinta saat kamu kecil di tengah kesibukkan orang tuamu dalam asuhan kami semua.  Limpahan kasih sayang tertuju perhatian ke kamu bang, bikin  kamu manja."Kadang  tidak terima  dimarahi dengan mengatai kami cerewet",tapi itu  cara kami sayang ke kamu.

Ingatkan   dipojok dapur dengan   sungai kecil yang mengalir deras mengalir dimatamu, memuntahkan kejengkelanmu pada kami padahal  caranya aja yang berbeda,   tidak ada yang ngga mengekang.

Melihat kamu pulang sekolah dengan peluh bercucuran di siang bolong membuatmu lapar dan haus serta makan dengan penuh nikmat itu sudah membuat kami senang,saat istirahat itulah waktu kita semua membaca buku dongeng / cerita apapun di baca bersama."Bang, kami semua sayang sama kamu, mendengar kemandirianmu ditempat baru dan kemajuan dalam menyikapi  semua disana,senang sekali." Itulah gunannya cerewet ternyata ngga sia - sia."Tetap semangat ya, sayang." kejar terus cita - cita itu setinggi impianmu, kita semua saling  mendo'akan.

1312087449383209022
1312087449383209022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun