Ajoess diam, mereka diam di Teras Mesjid subuh itu. Bayangan Cahaya matahari sudah Mulai Nampak.
“Sejak gua lihat hasil Pameran Poto lo yang kemaren, yang gua menyeruduk tonk sampah itu, truss tidak ada warga yang peduli terhadap gua, semua tergambar jelas dalam poto itu Joess, gua Malu, segitu buruknya hidup gua di Mata warga kampung kita.” Pay diam Menelan Ludah. “Truss tak sengaja waktu gua pulang jam Tiga subuh itu, gua mendengar Mak gua Menangis di dalam Sholat Tahajud nya mendo’akan gua berubah, Mak mendo’akan hidup gua Joess.. Aku sedih mengingatnya.. Mak memohon pada Tuhan Untuk hidup gua.. sementara Gua sendiri tidak melakukan Apa-apa untuk hidup gua..!”
Ajoess menekuk matanya ke lantai mendengar cerita Pay. Pay si Anak preman kampung benaran Tobat seperti yang ia becandai sama Mak kemaren.
“Terima kasih ya Joess, telah menyadarkan Hidup gua, dengan Poto Lo waktu pameran kemaren..!” Kata Pay memeluk Ajoess. Ajoess membalas pelukkan Pay.
Pagi itu, dari dalam warung Ajoess melihat Pay dengan Motor RX KING kebangganya membonceng Anak sekolah. Itulah Pay sekarang, di pagi seiring masuknya waktu jam Kerja ia berangkat ke tempat kerjanya dan memberi Tumpangan pada Anak sekolah yang Pagi itu membutuhkan Tumpangan. Pay bahagia menjalaninya.. Walau ada di sebagian orang yang merasa kehilangan karena Hilangnya kebiasaan itu.. tapi mereka semua mensyukuri perubahan ini..
Preman kampung itu Hilang…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI