Serial Ajoes.
Dunia 1
100% Lulus. Demo Dadakkan.
Ajoess berangkat ke sekolahnya dengan berat hati, di saat-saat Panas sedang teriknya dan abu berterbangan kemana-mana, Ajoess harus berjibaku dengan Kantuknya menunggu Ankot, Padahal sudah jam Empat Sore tapi Matahari masih belum enggan untuk menghentikkan sinar Mercurinya ke Bumi, Ajoess merutuk dalam hati, Harusnya Jam segini ia sedang bermimpi indah di Kamarnya Bukan ke sekolah. Ia hampir saja tidak datang kesekolahnya kalau saja tidak di Paksa Mak nya.
Dalam hati Ia menyalahkan Bapak Kepala sekolahnya kenapa Membagikan Nomor kelulusan itu di Sore hari, bukan di jam sekolah seperti biasa, satu hal yang ia tahu.. alasan Bapak kepala sekolahnya membagikan Nomor kelulusan Sore hari adalah agar para Murid-murid tidak melakukan aksi coret-coret baju sekolah sementara alasan lain ia tidak tahu dan tidak Mau tahu.
“Eh bang, Onkos Anak sekolah itu Dua Ribu Lima ratus, klo abang tak balikkin Gopek saya, Kurang donk onkos Ankot saya balik nanti, kalau saya mah, gak mau gantiin gopek an itu, mang bang mau, ngasihin ke Sopir ankot yang saya naikin Balik nanti..” Cerocos Ajoes pada sopir ankot.
“Cerewet Lo..!” Rutuk Sopir Ankot sambil balikkin Gopekkan ke Tangan Ajoes.
Setelah sedikit berantem dengan Sopir Ankot karena tidak mau mengembalikan uang Gopekannya, akhirnya Ajoes masuk gerbang sekolah juga, Ajoes Plangak-plongok Ke Seluruh sudut halaman tapi tidak ada satu Pun Siswa yang ia lihat.
“Pembagian Nomor itukan hari ini, Kok gak ada siswa yang datang ya, apa gua salah hari, kelas tiga kan kan ada Lima kelas.. itu Lebih dari Delapan puluh Siswa lo, mana mereka ya ?” Ajoes masih plangak plongok ke seluruh gedung sekolah.Tiba-tiba ia melihat Ruri keluar dari Ruangan kelas Dua. Spontan Ajoes memanggil.
“Eh.. Ruri.. Mana Yang Lainnya.. Kok gak ada..?”
Ruri gelagapan di Tanya Ajoes, “Mmm… mmm.. Mereka kek nya ke halaman belakang dah..” Kata Ruri.
“Guru-guru nya mana ?” Tanya Ajoess lagi.
“Masih di Ruang Guru… eh, mending Lo susul ke halaman belakang dah, kek nya murid-murid udah pada bebaris dah..” Saran Ruri pada Ajoess. Ajoess Menggeleng dan memilih masuk ke Ruangan kelas dua yang baru di tinggalin Ruri.
“Pyaarrrr….. Hua ha ha ha…!!” Teriak anak-anak serentak. ada Anda, Anto, Niken, Bayaw, Sefti, Nita, Luri dan Seftian si Ketua Kelas.. Ajoess Terdiam di Pintu Kelas sambil Menatap Kawan-kawannya. Hampir Dua Minggu mereka tidak bertemu apalagi Ajoess, yang lebih memilih Tidur sehari-hari di kamarnya, paling jauh perjalanannya Dua Minggu ini Cuma Ke Pasar menemani Emaknya belanja Sayuran Warung, itupun pakai Omel-omel dulu baru jalan. Tapi bukan itu, bukan melihat teman-temannya yang sudah dua Minggu tak ia temui membuat ia mematung di Pintu Kelas, tapi Guyuran Air Satu Ember ke badannya yang membuat ia terdiam, Airnya sih Jernih tapi bau nya Minta Ampun.
“Kamfret.. Air apaan sih ? Tega ya kalian.. Bau nya Gila lagi..!” Rutuk Ajoes pada kawan-kawannya.
“Tenang Jo. Itu air, bekas cucian Tangan Guru-guru.. jadi anggap aja, Lo Lagi Buang Sial..!” Kata Anto.
“Iya Jo, Kalo Pengantin Mo Nikah kan Mandi Kembang tuh, Nah kalau Lo mau tamat ya Mandi Air Cucian Tangan Guru..!” Sambung Anda yang di sambut ketawa kawan-kawannya. Sayang Niat Buruk Ajoes untuk membalas telah di ketahui teman-temannya, Teman-temannya yang dari Semenjak Kelas Satu SMU itu telah kabur menyelamatkan diri masing-masing.
Murid-murid berkumpul di halaman Sekolah, Protokol telah membuka acara, kata sambutan dari perwakilan Wali Kelas di mulai, selanjutnya kata sambutan dari Kepala Sekolah, acara yang cukup mengharu Biru..
‘Anak-anakku sekalian, kalian jangan melupakan sekolah ini, di saat kalian sukses atau apapun usaha atau pekerjaan kalian selalu kenang-kenang lah Kami dan adik-adik kalian disini… “Kata Pak Badrum Alamsyah mengharu biru di atas Podium.
Ruri yang terkantuk-kantuk merasa bahunya ada yang menepuk, tapi bisa dikatakan bukan tepukkan tapi Pukulan, Ruri meringis kesakitan dan menoleh sambil Mengumpat pada Anto..
“Brengsek lo..”
“Lo Lihat Ajoes gak ?” Tanya Anto.
“Enggak. “Jawab Ruri sambil melanjutkan Tidur berdirinya.
Anto menginjak Kaki Anda disampingnya, Anda menjerit kesakitan.”Lo Lihat Ajoes gak.?”
“Gak tahu.. Lo Bisa pelan Dodol..”
Akhirnya suasana Bisik-bisik makin kedengaran di barisan Kelas Tiga IPS Satu. Ajoes Hilang tidak ada dalam barisan.
“Ah.. lo pakai siram Ajoes segala sih, pakai air Comberan lagi , makanya dia kabur..”
“Ke toilet.. kali..
“Heh.. Ini anak kelas Tiga, berbaris di hari Terakhir saja di sekolah yang kita cintai ini, masih saja Bising. Kapan waktunya kalian mendengarkan bapak lagi..”
“Di Sorga pak…!” Sambung Anak-anak Kelas Tiga IPS Satu serempak, yang membuat Merah Muka Pak kepala sekolah.
Pembagian Nomor itu selesai, Semua anak-anak SMU MERDEKA Lulus Seratus Persen, Aksi dan Pesta-pesta Tahunan anak sekolah itu terjadi jua, petuah-petuah dari Guru-guru dan Pak kepala Sekolah untuk tidak mencoret-coret baju Seragam sekolah tak terhindarkan.
“Ajoes mana ?” Tanya Seftian di Depan Kelas.
“Iya gak Seru nih.. Kalau gak ada Ajoes, rasanya gak Lengkap..!”Kata Niken sambil mengarahkan Kameranya pada kawan-kawan satu kelasnya.
Anak-anak Terdiam. Kemana Ajoess? Pikir mereka, bahkan Surat keterangan Lulusnya masih ada Pada Buk Safni, belum ia ambil. “Ayo.. Kita periksa semua sudut sekolah ini. Biasanya Ajoess Tidur jam segini..” Saran Ruri, nampaknya ia tidak tega Kawannya yang satu ini hilang.
Pencarian itu berakhir didepan Kamar Penjaga Sekolah. Disitu Ajoess Nampak sedang berjalan ke arah halaman sekolah. Ruri, Anda dan Anto menyergapnya.
“Eh.. tunggu-tunggu.. kalian jangan Coret-coret baju gua.. Pokoknya jangan..! Teriak Ajoes dengan Mimik Serius..
“Memangnya Kenapa Jo?” Tanya Ruri melepaskan sergapannya pada Ajoes..
“Sebenarnya bapak kepala sekolah telah berbohong Pada Kita, Kita sebenarnya tidak Lulus Seratus Persen, tapi Pak Kepala Sekolah Menutupinya..”
“Hah.. benar Lo Jo..?” Tanya Anda Serius, Ajoes Mengangguk. Teman-temannya tidak percaya. Kalau Makhluk di depannya yang membenci Jam Pelajaran Paling Pagi ini, karena selalu terlambat Tiap Pagi, tidak lulus Sekolah.
“Anda.. Aku Pinjam motor kamu ya, Aku mau Pulang Menjemput Orang Tua Ku.!” Ajoes dengan Serius Melankahkan kakinya meninggalkan teman-temannya, Mendadak Susana Ceria di Sekolah Sore itu mendadak menjadi sendu, se sendu Langit Sore yang makin Memerah.
Ajoes Pergi Menghilang di balik Pintu Gerbang sekolah.
Sepeninggal Ajoes Pergi, Anda, Anto dan Ruri langsung Mengumpulkan teman-teman satu kelas mereka, dan dengan sekejap saja mereka berhasil mengumpulkan seluruh anak-anak kelas Tiga ke halaman sekolah, sebagian mereka sudah ada yang mencoret-coret bajunya dan sebagian lagi masih ada yang putih bersih, seperti Seftian.
Sore itu SISWA SMU MERDEKA demo di halaman sekolah. Menuntut kejelasan Kelulusan Siswa di SMU MERDEKA. Tak ayal Susana yang ribut dan bising di halaman sekolah membuat Pak kepala sekolah keluar dari Ruangannya.
“Ada apa ni Pak Kifly, kenapa anak-anak ribut.?” Tanya pak Badrum ke Pak Kifly wakil kesiswaan SMU MERDEKA.
“Tidak tau pak, katanya mereka menuntut kejelasan tentang Kelulusan SMU MERDEKA.” Jawab Pak Kifly.
“Kejelasaan. Kejelasan apa? Nilai?” Pak Badrum bingung, Pak Kifly angkat bahu.
Akhirnya Pak Badrum keluar dari Ruangan Majlis Guru dan langsung Naik ke Podium Permanen di halaman sekolah itu.
“Ada apa ini, kenapa kalian Ribut-ribut seperti ini.?” Tanya Pak Badrum dengan Mic di tangannya. Yang tiap sebentar berbunyi Nging.. Ngingg.. Ngiingg…
“Bapak Selalu mengatakan, kalau SISWA SMU MERDEKA Lulus Seratus Persen, Buktinya.. Teman kami tidak Lulus.. kenapa bapak Menutupi ini. Kenapa bapak tidak Jujur, Ini Melukai hati kami.” Kata Seftian mewakili teman-temannya. Jiwa Pemimpin dari Tubuh Seftian yang Atletis terpancar sempurna.
‘Itu Pernyataan yang salah yang kalian dengar, Semua Kita di SMU yang kita cintai ini Lulus Seratus Persen, Itu patut kita sukuri bukan di jadikan Kericuhan seperti ini.!”
“Bapak Bohong. Buktinya Ajoess.. Teman kami Tidak Lulus..!” Teriak Ruri Kencang dengan Mic Toa di tangannya.