Mohon tunggu...
Rani Yulia Rukmana
Rani Yulia Rukmana Mohon Tunggu... Lainnya - Kaum nocturnal

Dengan Mindset dan upaya yang tepat, kita bisa meraih nyaris apapun yang kita inginkan. || Penyiar Radio || Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengeja Bahagia dalam Bingkai Sederhana

30 Desember 2020   18:03 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebab kebahagiaan adalah cara kita menjalani hidup, maka aku menaruh pemikiran ini ke dalam berbagai aspek di kehidupan sehari-hari. Bukan tentang apa yang aku lakukan, namun bagaimana aku melakukannya.

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

Aku bersemangat ketika diberikan kepercayaan menjadi pemateri broadcasting untuk mahasiswa baru di almamaterku. Bertemu dengan mereka selalu memberiku energi lebih untuk belajar lagi dan lagi. Aku senang bisa menjadi bagian dari perjalanan mimpi seseorang. Aku meyakini mereka yang hadir dikelasku, adalah mereka yang sedang mengejar mimpinya dalam bidang ini, seperti halnya aku 8 tahun lalu. 

Aku menikmati setiap proses yang aku lakukan dalam hal mengajar. Memang betul, jika diuraikan melalui kalimat, nyaris sulit menemukan kebahagiaan dari rentetan aktivitas mengajar yang terbilang padat namun mesti tepat, karena nyatanya aktivitas ini cukup menyita energi. Mengajar selalu memberiku kesempatan untuk belajar. 

Aku menyadari, bahwa belajar bukan perkara apa yang ingin aku ketahui lalu dibagi, namun perihal upaya mendedikasikan diri untuk perubahan dikemudian hari. Belajar bagiku adalah sebuah terapi, melatih kesadaran untuk tidak menyerah pada pikiran-pikiran yang dipenuhi oleh batas. Belajar adalah upaya mengubah ketidaktahuan, dan proses penerimaan kelemahan diri dengan meningkatkan keterampilan.

Namun tahun 2020 memberi pukulan keras karena ruang gerak jadi terbatas. Banyak rencana yang akhirnya hanya menguap ke udara, banyak harapan yang terpaksa karam karena situasi yang kian temaram. 

Aku sadar betul, bahwa di tahun ini sisi kemanusiaanku diketuk lebih keras, melihat bagaimana banyak orang terseok-seok bertahan hidup dengan sisa-sisa harapan yang semoga bisa tergenapkan. Situasi ini menarikku lebih jauh untuk banyak memberi dan menyantuni, baik kepada orang lain maupun diri sendiri. 

Aku menyadari bahwa menjaga mentalku agar tetap sehat dan waras adalah hal yang juga krusial. Maka, aku bergegas dari garis nyamanku untuk melakukan sesuatu dengan kesadaran penuh. Melarutkan diri dalam pengetahuan baru melalui buku-buku, menenggelamkan rasa cemas melalui eksplorasi kreativitas, dan menumbuhkan rasa bahagia melalui berbagi, memberi serta menyantuni.

Sedikitnya ada 4 buku yang aku selesaikan dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan. Ini kali pertamanya aku 'melahap' buku  dengan benar-benar menelusuri dan memahami isinya hingga menemukan banyak hal.

Memusatkan perhatian secara penuh dalam setiap aktivitas yang aku lakukan, ternyata membuatku lebih peka terhadap hal yang mulanya luput. Dan sungguh, aku merasa bahagia saat mendapati diriku melakukan sesuatu dengan tujuan yang lebih jelas. Selain memberi lebih banyak ruang dan waktu untuk diri sendiri, kesadaran itu juga membawaku untuk berbagi (apapun yang aku punya) kepada sesama dan kepada orang tercinta.

Hal pertama yang melekat dalam ingatan saat aku eja kata bahagia, adalah orang tua. Aku yang tinggal berjauhan dengan mereka, seringkali kesulitan saat ingin berbagi kabar. Apalagi selama pandemi, aku semakin jarang mengunjungi mereka. Meski aku selalu berusaha mendengarkan setiap pilunya, tetap saja ada hal lain yang tidak bisa aku tafsirkan. Secermat apapun aku mendengarkan, aku tidak akan mendengar rintihan bintik matahari atau gemuruh jolak surya. Namun, aku selalu mencari cara untuk berterima kasih pada yang baik-baik, termasuk berterima kasih kepada orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun