Mohon tunggu...
Rani Yulianty
Rani Yulianty Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Moms two kids

Blogger, penulis buku cerita anak, pebisnis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bumil Bertualang di TMMIN Bareng Kompasianer

24 Juni 2015   13:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:10 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak temanku yang mengadu nasib di Jakarta. Berdasar cerita dari mereka, banyak cerita kurang nyaman, seperti kemacetan yang bikin stres, lalu lintas yang semrawut, kejahatan yang merajalela, udara panas yang menusuk tulang. Namun, banyak cerita menawan juga seperti berbagai fasilitas yang tersedia, hiburan yang 24 jam, tempat-tempat menarik untuk dikunjungi, acara-acara seru untuk didatangi. Yaaah, bagiku yang memang tidak memiliki tipe petarung, aku lebih suka dan nyaman tinggal di kota indah berjulukan Paris van Java ini. Namun, sisi petualanganku sering menagih diri untuk bisa mendatangi kota terbesar di Indonesia ini. Kota yang menawarkan berbagai peluang, kota yang menawarkan berbagai daya tarik. Di kota itu juga sudah berdiri pabrik legenda otomotif berasal dari Jepang. Pabrik yang menghasilkan mobil-mobil yang memenuhi jalanan di Indonesia. Mobil-mobil yang dicintai masyarakat Indonesia. Di sanalah berdiri pabrik pertama Toyota. Sebuah bran besar otomotif yang selama ini hanya kuintip ceritanya di balik buku The Toyota Way. Berkesempatan berkunjung ke dapur pembuatan mobil sejuta umat yang melegenda bernama “Kijang” tentu membuatku sangat antusias. Ya, di sinilah, aku kembali menginjakkan kaki di Jakarta, hari Rabu, tanggal 10 Juni 2015. Di sebuah pabrik otomotif bernama TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) Sunter 1. Keadaan hamil tidak membuat langkahku surut untuk bisa menjelajahi dapur pembuatan komponen mesin mobil yang telah melakukan eksport ke 72 negara di dunia.

Alhamdulillah, dukungan suami pun membuat semangatku membuncah. Suami dan anakku yang masih balita mengantarku ke titik pertemuan di Bentara Budaya Jakarta. Berangkat pukul 03.00 dan tiba pukul 06.00, menunggu di titik poin pertemuan sampai para peserta kunjungan lainnya datang. Beruntung sekali panitia dari Kompasiana sangat ramah menyambut kami para peserta sehingga suasana kekeluargaan sudah terbangun sejak awal. Kami yang umumnya baru pertama kali bertemu tidak sungkan untuk saling menyapa, bercanda, dan bercerita mengenai kegiatan masing-masing. Begitu pun dengan kondisiku yang sedang berperut besar tidak membuat teman-teman lain merasa risih. Malah menjadi bahan guyonan ringan yang membuat suasana menjadi cair.

                                                  (Para Kompasiani siap berangkat ke TMMIN dari meeting point

                                                                      Bentara Budaya Jakarta | doc.pribadi)

Para Kompasianer berangkat ke Pabrik TMIN di Sunter 1 dengan menggunakan bus. Oh iya, sebelumnya kami diberi pembekalan bahwa kami tidak boleh mengambil gambar apa pun dengan media apa pun. Selain itu, kami harus mengikuti peraturan tata tertib di sana. Waaah, makin penasaran, nih dengan makhluk yang namanya TMMIN eh perusahaan, diiing. Oke, lanjut ceritanya, kami para kompasianer langsung memasuki area pabrik yang lumayan ketat penjagaannya. Setelah turun dari bis, kami langsung disambut oleh Mbak Bianca dari TMMIN dan diajak ke ruang pertemuan. Di sana, kami sudah tidak boleh foto-foto, lho.

                                     (Mbak Bianca dari TMMIN memberi sambutan |Kompasiana.com-Id Satto)

Oke, balik lagi ke ilustrasi di atas mengenai dialog yang sering terjadi antara member TMMIN dan orang awam. Kenapa orang lebih mengenal Astra daripada TMMIN? Padahal Astra dan TMMIN, keduanya merupakan representasi dari perusahaan otomotif besar dari negeri Jepang. Nah, jika Astra Motor merupakan distributor mobil Toyota di Indonesia, sementara TMMIN merupakan pabrik atau manufacturing dan eksportir kendaraan utuh, mesin, komponen dan dies & jigs. Orang awam lebih mengenal Astra karena Astra langsung berhubungan dengan masyarakat Indonesia selaku konsumen produk Toyota. Sementara TMMIN tidak berhubungan langsung dengan masyarakat Indonesia. Aku pun baru tahu bahwa TMMIN memiliki 4 pabrik yaitu Sunter 1 dan Sunter 2 yang memproduksi mesin, komponen dan dies & jigs, serta Karawang 1 dan 2 yang memproduksi mobil utuh seperti Fortuner, Etios Valco, Avanza, Innova, Fortuner, Yaris, dan Vios. Aku bersama para kompasianer lainnya berkesempatan mengunjungi Sunter 1 yang memproduksi komponen mesin. Kebayang khan jalan-jalan di pabrik produksi mesin, pasti luas. Gimana kalau jalan-jalan ke pabrik produksi mobil utuh di Karawang, ya? Pasti lebih seru dan tentunya bikin kaki lebih gempor, hehehehe…

                                 (Kompasianer jalan di area pabrik melalui jalur yang disediakan |

                                                                    Kompasiana.com -Id Satto)

Setelah mendapat informasi mengenai TMMIN, kami para kompasianer langsung diajak jalan-jalan mengelilingi pabrik. Ini yang ditunggu-tunggu dari tadi, Udah nggak sabar ya, bumil keliling pabrik. Hehehe… kita langsung diajak mengunjungi kantinnya, lho. Nggak hanya berkunjung tapi juga ikut merasakan makan di kantin TMMIN. Duhh, serasa jadi member (member: sebutan untuk karyawan TMMIN agar tidak terasa kesenjangan jabatan). Menu yang disediakan ada dua yaitu menu nasi timbel komplet ---beneran komplet, ada empal, sayur asem, kerupuk, pisang, sambel, ikan asin—dan menu nasi gudeg jogya. Wow, satu porsi menu sangat banyak variasinya. Kita para kompasianer dan member bisa memilih menu mana yang akan kita makan. Minumannya pun bervariasi ada kopi, teh, jus, dan tentu saja air mineral. Oke, sudah jam makan siang, perut sudah kerucukan, mari kita makan. Di sela-sela makan, kami sempat berbincang juga dengan Mba Bianca yang menyebutkan bahwa sisa makanan dari kantin ini dijadikan kompos untuk tanaman yang ada di area TMMIN. Bahkan, warga sekitar juga bisa lho minta pupuk kompos yang dihasilkan TMMIN. Wow, sangat ramah dengan lingkungan, ya, makanan pun nggak mubazir. Ternyata memang, TMMIN menerapkan prinsip Green Company atau perusahaan rmah lingkungan.

(Salah satu produk yang dihasilkan TMMIN di Sunter 1 | Kompasiana.com-Id Satto)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun