Pembangunan Istana Bogor juga mengikuti standar bangunan Eropa yang selalu memiliki teknik khusus dan menggunakan bahan material berkualitas tinggi. Hal ini dapat dilihat dari dinding Istana Bogor yang dibuat dari batu bata merah terplester kapur dan dilapisi cat Dulux Pentalite hingga ketebalan 50-60 cm.
Sejak diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada 1950, Istana Bogor memiliki banyak sekali unsur di dalamnya yang masih melekat hingga saat ini. Seperti;
1. Unsur Bentuk
Bangunan Istana Bogor dibangun dengan aksen kolonialisme dan arsitektur eropa yang telah disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia. Dapat terlihat dengan jelas detail dari perpaduan gaya bangunan neo klasik dan Indische Empire (Kerajaan Belanda) pada Istana ini, khususnya pada Gedung Utama.
2. Unsur Ruang
Istana Bogor memiliki luas lahan sebesar lebih kurang 14.892 meter persegi, dan dengan luas halaman 28,4 hektar. Bangunan ini berada di area Kebun Raya Bogor yang terbentuk sebagai hasil atas ketertarikan akan ilmu Botani yang dimiliki Gubernur Jenderal Stamford Raffles yang pada saat itu mendiami Istana Bogor.
3. Unsur Estetika
Dilapisi dengan cat berwarna putih tulang, serta penggunaan cat berwarna emas dan coklat pada aksennya, Istana Bogor berhasil memberi kesan agung dan elegan di tengah-tengah pepohonan.
4. Unsur Keunikan
Berbeda dengan banyak Istana Kepresidenan lainnya, Istana Bogor memiliki banyak rusa berkeliaran di pekarangannya. Rusa-rusa tersebut merupakan rusa berjenis Axis yang diberikan oleh Raja Nepal sebagai hadiah kepada pemerintah Hindia Belanda di tahun 1808.