Mohon tunggu...
Rani Tunjung Astari
Rani Tunjung Astari Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku berharap menulis dapat mengajarkanku hal baik... mengajarku untuk berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anda Narsis? - Melihat Narsisme dari Segala Sudut

23 Desember 2013   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narsis adalah sifat mencintai diri sendiri yang memang sudah alami ada dalam setiap diri manusia. Untuk hal ini saya menganggap bahwa hal ini manusiawi karena sudah ada dalam diri manusia sejak lahir, dan baik adanya selama hal ini tidak berlebihan.
Jika manusia memiliki sifat ini yang cukup, maka ia akan memiliki pandangan yan berimbang antara ego sosial dan ego pribadi.

Sifat narsis dalam jumlah cukup pada seseorang ternyata pada sebuah penjelasan yang saya baca adalah sangat baik, karena memiliki peran yang sehat bagi manusia untuk berhenti pada standard orang lain.
Lalu bagaimanakah jika narsis menjadi sesuatu yang sangat menonjol dalam diri manusia? Apakah itu masih bisa disebut sehat? atau normal?

Ternyata... Memang jika sesuatu berlebihan itu tidak baik, begitu juga sifat narsis ini.
Ada beberapa artikel yang saya baca yang pada intinya semua mengatakan bahwa narsis yang berlebihan dapat mengganggu kepribadian seseorang. Bukan hal itu saja, sifat narsis yang berlebihan juga dapat merusak hubungan sosial seseorang dengan orang lain.

Sebuah Tren baru, mengunggah foto dengan mengambil obyek diri sendiri, lalu mengunggah ke berbagai media sosial kini sangat marak... Tidak hanya orang biasa saja, namun melanda ke beberapa public figure. Hal tersebut disebut juga dengan bahasa asing 'Selfie'. Kata 'selfie' bahkan sudah masuk dalam kamus oxford 2013 (Oxford English's 2013 Dictionary Word of The Year).

Seperti apakah narsis yang berlebihan? Dibawah ini saya merangkum dari berbagai artikel dan beberapa hal yang saya amati.

1. Melebih-lebihkan Prestasi
Berprestasi pada bidang tertentu tentu sangat membanggakan. Menceritakan pada orang lain, itupun masih sangat wajar. Namun bagaimanakah seseorang yang tidak pernah bisa berhenti untuk tidak membicarakan dirinya, atau sesuatu hal yang akhirnya berujung pada ke"aku"an dirinya? Entah berbicara dengan lawan bicaranya, ataupun mengunggah pada media sosial. Tentu perilaku ini adalah tanda narsis dalam dirinya sudah berlebihan.

2. Terlalu sibuk dengan khayalan kesuksesan
Jika dia selalu sibuk berkhayal akan kesuksesan, harta, jabatan dan kedudukannya dan selalu memperbicangkan kepada lawan bicaranya, dan apalagi selalu mengunggah pada sosial media ini juga dapat di sebut sudah mengalami krisis berlebih mencintai diri sendiri. Dia akan selalu mencari perhatian orang lain seolah-olah dirinya adalah sesuatu yang istimewa dan wah yang patut dibicarakan oleh teman-temannya

3. Sudah ada rasa iri
Rasa iri disini adalah ketika dia tidak menerima orang lain bisa lebih dari dirinya. Dia merasa bahwa dirinyalah yang nomer satu.

4. Mulai egois
Ketika tigal hal diatas sudah ada, yang kemudian adalah mulai timbulnya sifat egois. Dia hanya mau melakukan hal yang diinginkannya saja. Tidak mau mau peduli dengan keinginan orang lain

5. Curang
Ketika semua hal tidak seperti harapannya, banyak orang yang terlalu mencintai dirinya bisa tega berbuat curang. Hal inilah yang paling bisa merugikan orang lain juga. Dia hanya memikirkan kenyamanan dirinya
Masih banyak sudut yang bisa dilihat pada seseorang yang berlebih narsis, tapi saya hanya menulis 5 untuk mewakili sifat ini pada manusia.

Ternyata narsis bukan sesuatu hal yang negatif jika berjumlah cukup, dan tidak berlebihan.
Ingatkan orang-orang yang anda kasihi jika tanda-tanda diatas sudah anda lihat, tiga dari tanda-tanda tersebut sudah cukup menunjukkan bahwa dia kelebihan narsis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun