Mohon tunggu...
Rani Tunjung Astari
Rani Tunjung Astari Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku berharap menulis dapat mengajarkanku hal baik... mengajarku untuk berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Coklat Hangat Penuh Cinta

8 September 2011   14:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini adalah tepat tujuh bulan sudah kita hidup bersama, menghabiskan setiap malam setelah Joy menikahiku. Tujuh kali setiap tanggal ini tiba menghapiri kita di tiap bulannya dia akan segera bangun sepagi mungkin memberiku ciuman yang hangat dan mengucapkan "Rose, akankah kau bangun? Karena aku ingin mengatakan bahwa aku selalu ada untukmu dan mencintaimu". Aku akan terbangun dan selalu mengatakan "sekarang aku sudah bangun, dan aku tau kau selalu mencintaiku dan akupun begitu".

Hari itu adalah hari libur dan kau tak akan meninggalkanku untuk bekerja. Aku sangat bahagia mengetahui hal itu. Aku berkata padamu untuk kita meneruskan tidur kita karena tidak ada yang penting yang harus kita kerjakan hari itu. Tapi kau memilih untuk mengangkat tubuhmu dan pergi meninggalkanku di kasur sederhana itu. Kau berkata bahwa aku harus berdiam di tempat tidur ini dan menunggumu membawa sesuatu.

Saat itu kita hidup dengan sangat sederhana. Kau adalah pekerja bawahan biasa dan aku hanya diam di rumah mengurusmu dan rumah kecil yang kita sewa ini. Tapi aku bahagia menghabiskan waktu bersamamu dengan televisi kefil yang harus berkali-kali di goyang-goyangkan untuk mendapat gambar yang bagus. Aku juga bahagia jika kita hanya bisa sarapan dengan nasi dan telur goreng mirip mata sapi. Ya, aku selalu bahagia untuk itu semua. Bahkan aku menganggap bahwa minum secangkir teh hangat sambil berbincang denganmu di teras rumah adalah kemewahan tersendiri. Secangkir teh dan dirimu adalah hal yang ekslusif untukku di sore hari.
Kau datang padaku di kamar kecil berbau kayu ini sambil membawa secangkir untukku. Aku berkata padamu "ah aku sudah mengira tadi jika kau mebawakanku se buket bunga mawar segar, tapi ternyata kau bawakan aku teh hangat?". Kau menjawabnya "bagaimana aku mebeli sebuket mawar merah untukmu jika kau tau gajiku tak mungkin membuat itu terjadi? Dan ini hukan teh hangat, tapi coklat panas dengan penuh cinta".

"Aku bertemu seorang teman kemarin siang, dan dia memintaku untuk mengajarinya bernyanyi,setelah itu dia memberikanku sedikit uang dan aku pulang membeli cokelat bubuk itu" katamu. Aku hanya memegang cangkir ini sambil tersenyum. Katamu "aku ingin membelikanmu baju tapi tidak mungkin dengan beberapa lembar uang itu,lalu aku berpikir bahwa coklat bubuk ini bisa membuatmu lain dari hari kemarin karena teh". Ya, aku sangat menggilai cokelat panas dan kau tau itu. Dan saat itu aku merasa bahwa kau sudah membuat hari ini begitu istimewa dengan secangkir coklat panas. "Aku tak mungkin bisa membeli cokelat untuk kita minum tiap hari,dan aku ingin membuatmu merasa istimewa, aku mencintaimu dan kau begitu istimewa untukku" katamu waktu itu. Aku berkata padamu "walaupun kau memberikanku rebusan air tanpa cokelatpun aku akan tetap menjadi milikmu".

Saat ini kami sudah bersama selama tujuh tahun dan kami begitu bahagia,meskipun tetap ada kemarahan-kemarahan kecil kami yang mengisi. Hari ini tepat tujuh tahun kami membuat hari yang indah setelah Joy menikahiku. Dan sebelum berangkat bekerja dia menyuruhku untuk duduk di ruang tamu kami. "Sayang, singgahlah diruang tamu sebentar" katamu dan aku menuruti. Kutemukan disana sebuah cangkir dengan coklat panas dan sebuah kartu lalu aku membacanya. "Rose, kau begitu berarti menemani hari-hariku sampai saat ini. Maukah kau menemaniku sampai mungkin aku tak dapat membuatkanmu secangkir coklat panas penuh cinta lagi,mungkin saat itu aku terkulai lemas di tempat tidur kita. Sekarang minumlah dan ingatlah bahwa aku selalu mencintaimu".
Aku meminumnya dengan meneteskan air mataku. Aku beranjak ke kamar dan menemuinya sedang memakai kemeja kerjanya. Aku memeluknya dari belakang dan berkata "aku selalu mencintaimu dan menemanimu sampai kau tak pernah membuatkan coklat panas lagi untukku,Joy".
Joy membalikkan badannya dan mengucapkan selamat atas tujuh tahun sudah menemaninya, dia mengatakan bahwa nanti malam akan mengajakku untuk sebuah makan malam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun