Mohon tunggu...
Rani Susanti
Rani Susanti Mohon Tunggu... Guru - SDN Cipetir 01

Seorang ibu dan guru yang ingin menjadi teladan bagi lingkungan, merubah diri sendiri dan lingkungan lebih baik ke depannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Standar Bahagia dalam Islam

22 September 2024   10:00 Diperbarui: 22 September 2024   10:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam Islam, standar kebahagiaan tidak hanya diukur dari materi atau kepuasan duniawi, melainkan dari kedekatan seseorang dengan Allah dan keberhasilannya mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu ridha Allah. Berikut adalah beberapa konsep penting mengenai kebahagiaan dalam Islam:

1. Kedekatan dengan Allah (Taqwa) 

 Kebahagiaan sejati dalam Islam terletak pada rasa kedekatan dengan Allah. Semakin seseorang dekat kepada-Nya melalui ibadah, doa, dan taqwa, maka hati akan semakin tenang dan damai. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
   "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)

2. Syukur dan Qana'ah (Merasa Cukup)

 Kebahagiaan dalam Islam tidak tergantung pada jumlah harta atau status sosial, melainkan pada sikap syukur dan qana'ah. Seseorang yang bersyukur atas nikmat Allah akan merasa puas dan bahagia dengan apa yang dimilikinya, tanpa selalu mengejar hal-hal duniawi.
   "Jika kamu bersyukur, maka Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu." (QS. Ibrahim: 7)

3. Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat

 Islam mengajarkan untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat secara seimbang. Allah tidak melarang umat-Nya untuk mencari kehidupan dunia, tetapi selalu mengingatkan agar tidak melupakan kehidupan akhirat.
   "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia..." (QS. Al-Qashash: 77)

4. Amal Saleh

 Kebahagiaan juga datang dari perbuatan baik dan amal saleh. Membantu orang lain, berbuat kebajikan, dan menghindari perbuatan dosa adalah cara untuk meraih kebahagiaan hakiki.
   "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik..." (QS. An-Nahl: 97)

5. Sabar dan Ridha atas Ujian

Islam mengajarkan bahwa hidup di dunia adalah ujian. Kebahagiaan sejati terletak pada kesabaran dan keridhaan terhadap segala ketentuan Allah, baik dalam kesenangan maupun kesulitan.
   "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya adalah baik, dan ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, maka ia bersyukur, dan itu baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah, maka ia bersabar, dan itu baik baginya." (HR. Muslim)

Dengan demikian, kebahagiaan dalam Islam bukanlah sekadar soal kondisi materi atau emosional, melainkan kondisi spiritual dan keterikatan yang kuat dengan Allah, serta menjalankan kehidupan sesuai dengan tuntunan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun