Tiga puluh Desember dua ribu dua puluh satu, tepat di hari Kamis kala itu. Satu hari sebelum tahun baru.Â
Meskipun malam tahun baru atau tahun baru tiada persiapan apapun, bahkan di kepalaku tidak terpikirkan apapun yang berhubungan dengan tahun baru. Bagiku, semua hari sama, semua tanggal tetap sama, tiada yang istimewa. Yah, tentu saja sejak kepergiannya, eh flashback.
Seperti biasa, aku melakukan rutinitasku, yaitu mengajar les privat sembari mengisi waktu luang karena pandemi yang tak berkesudahan. Hmmm.. terkadang bosan, tapi mau bagaimana lagi, memang sudah kewajiban. Jika ditelisik, sebenarnya hidupku banyak keluhan. Seperti orang sakit saja, wkwk. Tapi jangan lah ya, yang diminta mah selalu sehat.
Oke, kembali ke topik. Siang itu aku duduk di garasi rumah (sebenernya bukan garasi karena hanya dipakai untuk santai-santai dikala pagi, siang, dan sore). Ku pijit-pijit ponselku. Enak ya jadi ponsel, selalu dipijit, sedangkan aku, badan pegal dan sakit nggak pernah ada yang pijit, dasarnya aku nggak suka dipijit deng, hehe.
Sembari mijit ponsel, mataku mengarah ke sebuah bak  cuci yang berukuran sedang. Ada dua buah balok di atasnya. Itu kenapa balok kok ditaruh di atas bak begitu, gumamku.
Tanpa pikir panjang, kudekati bak dengan balok di atasnya tersebut. Airnya sampai tumpah-tumpah di lantai. Ada apanya ini? Kubuka balok tersebut dan ternyata, ada bomnya, meledak, duar, kaget dong aku. Eh, bercanda kok. Wkwk.Â
Ada dua ekor lele berkumis panjang dengan tubuh berwarna coklat kepink-pink-an. Subhanallah, cantik sekali. Selain cantik, yang lebih mengejutkan ialah ukurannya. Kira-kira jika diukur, dengan paha ku masih besar lelenya, sangking kurusnya aku atau lelenya yang kebesaran, nih? Hmmm
Seketika itu aku mulai jatuh cinta dari pandangan pertama. Wahh... Amazing, sugoi (keren). Jarang-jarang aku jatuh cinta dari pandangan pertama. Sekali jatuh cinta, sama ikan coba, hihi. Tapi beda ya..
Karena rupanya yang elok nan rupawan, kusebut dia lele barbie. Yah, memang seperti barbie, unyu, cantik, putih juga.Â
Siangnya, lele itu mati satu (31/12/21). Sangat disayangkan ya, mau dimasak nggak tega malah mati. Â Lagian, sebesar dan secantik itu mana tega buat ngolah dan makannya.Â
Malam tahun baru tiba, ayahku membeli ikan untuk di bakar, tak disangka mereka berdua ikut dibakar juga, na'as sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H