Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkana jaran Islam secara mendalam kepada para siswa. Salah satu mata pelajaran yangd iajarkan di pondok pesantren adalah Fiqih, yang membahas hukum-hukum Islam. Namun, seringkali para guru di pondok pesantren menghadapi masalah ketikamengajar Fiqih, yaitu banyaknya siswa yang terlihat mengantuk di kelas. Hal ini menjadi masalah yang menarik untuk dikaji penyebabnya dan solusinya. Karenak etika siswa merasa mengantuk, mereka akan kesulitan untuk memahami materi pelajaran. Adapun berikut merupakan opini penulis dari beberapa penyebab masalah dan solusi yang dapat diterapkan.
Penyebab Masalah:
1. Banyaknya kegiatan yang ada di Pondok Pesantern
Para siswa di pondok pesantren sering kali memiliki jadwal yang padat, dengan banyak kegiatan seperti sholat, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya. Hal ini dapat membuat mereka kurang mendapatkan waktu istirahat yang cukup.u Kurang tidur dan kelelahan dapat menyebabkan rasa mengantuk saat di kelas.
2. Metode ceramah
Beberapa guru mungkin lebih cenderung mengadopsi metode pengajaran yang monoton, yang melibatkan ceramah panjang tanpa banyak interaksi dengan siswa. Metode ini dapat membuat siswa merasa bosan dan kehilangan minat dalam pembelajaran.
3. Banyaknya materi
Banyaknya materi dalam pelajaran Fiqih dapat memberikan dampak negatif pada siswa. Siswa yang merasa lelah dan khawatir karena banyaknya materi cenderung kehilangan fokus dan perhatian selama pelajaran. Mereka mungkin tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga pemahaman mereka menjadi terganggu.
Solusi untuk Mengatasi Masalah:
1. Mengubah Metode Pengajaran
Salah satu cara untuk mengatasi masalah kantuk siswa adalah dengan mengubah metode pengajaran, dengan berbagai metode yang lebih interaktif dan partisipatif. Beralih dari metode ceramah menjadi diskusi kelompok, permainan peran, simulasi, atau penggunaan multimedia. Ini akan membantu menjaga minat siswa dan mencegah kebosanan
2. Memberikan Ice Breaking
Untuk membantu siswa yang mengantuk saat pembelajaran Fiqih, guru dapat memberikan ice breaking yang menarik, seperti mengajukan pertanyaan menarik terkait topik Fiqih, membagikan cerita pendek, atau melakukan permainan kuis singkat. Ini akan membantu siswa untuk terjaga, meningkatkan interaksi, dan merangsang pemikiran mereka.
3. Mengurangi Beban Materi
Penting untuk memprioritaskan materi yang paling penting. Tidak semua topik dalam Fiqih memiliki tingkat urgensi yang sama. Guru perlu untuk menentukan materi yang harus diberikan prioritas, terutama yang berkaitan dengan praktik sehari-hari. Materi yang lebih mendalam atau kontekstual dapat diajarkan pada tahap yang lebih tinggi.
4. Memberikan Waktu Istirahat yang Cukup
Pastikan siswa memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat di antara kegiatan harian di pondok pesantren. Waktu tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental siswa.Â
Menurut penulis untuk mengatasi masalah siswa yang mengantuk dalam pembelajaran Fiqih di pondok pesantren, guru dapat mengkombinasikan dari solusi-solusi di atas. Dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, memberikan waktu istirahat yang cukup, dan berkomunikasi dengan siswa, guru dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan memastikan siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Ini akan membantu mereka untuk lebih memahami pembelajaran Fiqih dan mengurangi rasa kantuk dalam pembelajaran.
Penting juga untuk berkomunikasi secara terbuka dengan siswa. Dengarkan keluhan dan masukan mereka. Dengan memahami kebutuhan siswa, guru dapat menyesuaikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H