Mohon tunggu...
Rani elisa purba
Rani elisa purba Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang belajar dan mengajar

Sibuk untuk hidup atau sibuk untuk mati. Menulislah selagi hidup, karena hidup bukan soal durasi tapi kontribusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru adalah Bekerja untuk Masa Depan

1 April 2024   17:40 Diperbarui: 1 April 2024   17:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Bagaimana rasanya jika terlibat dalam suatu proyek dengan jangka waktu masa depan? Bukan 10 atau 15 tahun yang tertulis jelas di dalam kontrak hitam di atas putih. Pekerjaan proyek masa depan ini juga harus dikerjakan dengan jam kerja 24 jam serta dilakukan dengan memperhatikan 360 derajat setiap sisi kehidupan. Jika mendengar ketentuan tersebut kira-kira bagaimana pandanganmu? Apakah masih berminat bergabung dengan proyek tersebut dan ikut serta didalamnya?

Tunggu-tunggu, sebelum menjawab ya atau tidak mari saya jabarkan sekilas tentang proyek yang dimaksud. Proyek ini disebut sebagai proyek masa depan karena kelak proyek ini bukan hanya berdampak pada kurun waktu singkat saja namun akan memengaruhi peradaban dalam garis sejarah kehidupan kemanusiaan dalam semua aspek (ekonomi, pendididikan, politik, kesehatan, keamanan dan sosial budaya). Pada proyek ini akan dihasilkan insan-insan generasi bangsa yang memiliki beragam kekuatan. Sebab tujuan utamanya adalah menuntun manusia untuk dapat menemukan kekuatan tertinggi sesuai kodrat di dalam dirinya agar mereka kelak dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Nahhh… sekarang bagaimana kira-kira? Apakah kamu sudah tertarik di dalamnya?

Baiklahh, tepat katamu bahwa sulit melakukannya, bagaimana mungkin?

Sini-sini, aku jelasin lagi.

Setiap manusia terlahir sebagai pribadi yang telah Tuhan anugerahkan bakat maupun talenta demikian juga mereka yang akan kita tuntun. Para murid  yang akan menjadi sasaran proyek masa depan ini harus dipersiapkan untuk menemukan kekuatan terkuat di dalam dirinya serta mengembangkannya sebagai modal yang kelak ia dapat gunakan di masa depan untuk mencapai suatu keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai guru, kita tidak perlu mengubah pribadi yang kita ajar. Tak lain ibarat seorang petani, yang tak berdaya untuk mengubah sebiji padi menjadi sebatang jagung. Hal yang dapat dilakukan oleh petani tersebut hanyalah menyediakan media tanam yang baik untuk padi serta memberikan perawatan terbaik kepada padi supaya kelak padi tersebut dapat tumbuh dengan baik dan pada waktu panen tiba dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Ketika menjalankan proyek masa depan ini, hal yang sama juga akan kita lakukan. Ada begitu banyak keterampilan serta berbagai jenis kecerdasan tentu saja seluruh kecerdasan dan keterampilan tersebut tidak kita miliki bahkan tidak dimiliki oleh anak-anak yang duduk di dalam ruang kelas. Hal yang sering terjadi bahkan sudah dianggap sebagai sesuatu yang normal adalah ketika pencapaian murid dibidang akademik lebih menojol khusunya dibidang matematika dan ilmu dengan keterampilan berhitung maka anak tersebut dianggap cerdas, sedangkan untuk siswa dengan nilai rata-rata atau bahkan memiliki standar dibawah KKM namun ia memiliki keahlian dibidang seni, olahraga atau bahasa dianggap biasa saja. Melihat fenomena tersebutlah tidak jarang gurupun terjebak melakukan hal yang sama dengan memaksakan murid agar mampu menguasai semua bidang ilmu.

Kunci utama pendidikan adalah menuntun bukan mengubahkan. Dalam salah satu pengalaman saya di dalam kelas, bertemu dengan seorang siswa dengan kemampuan akademik lebih rendah dibanding dengan teman siswa lainnya, akan tetapi ia memiliki minat yang tinggi dalam hal olahraga. Ketika berada didalam ruang kelas khususnya pada Pelajaran matematika ia akan terlihat tidak bersemangat, tidak ada rasa antusias untuk mengikuti Pelajaran bahkan sempat mengeluarkan statetment bahwa jika ada kesempatan maka satu hal yang hendak ia musnahkan dari kehidupan ini adalah pelajaran matematika. Hal yang berbeda akan kita temukan seolah melihat dua pribadi di dalam satu tubuh. Ketika pelajaran olahraga tiba, ia akan berantusias bahkan tidak peduli panas matahari membahkar dirinya ditengah lapangan. Setiap kali pelajaran olahraga ia merasa jiwanya hidup dan akan melakukan setiap kegiatan dengan maksimal.

Fenomena di atas hanya satu peristiwa dari banyak keunikan siswa, maka tugas kita sebagai orang-orang yang terlibat untuk proyek masa depan ini adalah menuntun dia agar tetap berada di koridor yang benar dengan memperhatikan lakunya bukan justru mekasakan kehendak kita agar ia menjadi apa yang kita mau. Jika murid tersebut terus menerus kita paksakan agar ahli matematika dan mengukur kecerdasannya lewat kemampuannya berhitung maka sama artinya kita sedang menilai kemampuan seekor ikan lewat kemampuannya memanjat pohon. Jika hal itu kita lakukan, maka sampai pada akhirnya nantipun ikan tidak akan pernah mampu mencapai titik sukses tersebut.  Maka dari pemaparan ini disimpulkan bahwa sebagai orang yang berperan dalam proyek masa depan itu, kita hanya menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.

Sampai titik pemahaman ini bagaimana? Apakah kamu sudah ambil komitmen terlibat dalam proyek masa depan? Jika ditanyakan padaku maka dengan mantap akan ku jawab ya aku akan sangat bangga menjadi bagian dari proyek masa depan ini. Tidak perlu melangkah terlalu jauh, pekerjaan proyek masa depan ini akan aku mulai dari ruang kelas yang setiap hari aku masukin. Keluar dari perangkap bahwa mengajar adalah menuangkan isi kepala dari guru ke murid melainkan mengajar adalah menggali kekuatan tertinggi di dalam diri murid. Keluar dari jebakan bahwa mengajar adalah menyeragamkan murid. Keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang sudah dinormalisasi bahwa murid cerdas adalah mereka yang memperoleh nilai serratus melainkan berubah pola pikir bahwa semua siswa adalah cerdas pada bidangnya masing-masing. Menciptakan kelas yang menyediakan ruang bagi siswa untuk mengeksplor potensinya dan mengekspresikan dirinya sehingga ketika murid masuk ke dalam kelas masuk dengan rasa bahagia bukan dengan tekanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun