Wanita yang berambisi seringkali dianggap melawan tradisi, mengejar karir, pendidikan dan posisi dianggap memikirkan diri sendiri. Saat ia sukses dalam satu hal, cibiran masih terus datang menghampiri. Disenangi oleh orang lain merupakan mimpi bagi perempuan.
Inilah aku, perempuan dengan karirku. Semua tidak pernah berjalan begitu mudah. Dalam dunia pekerjaan, gerak-gerik rekan sejawatpun dapat jadi ancaman. Penilaian diri seringkali dibandingkan dengan perempuan lainnya. Identitas dan citra diripun didefinisikan oleh suara banyak orang. Bukan perempuan sejati jika tidak bisa ini dan itu. Bukan perempuan anggun jika masih melakukan ini dan itu. Hei,,, kamu perempuan jangan lakukan itu. Seruan demikian seringkali harus dihadapi perempuan dan tak jarang berujung pada menyalahkan diri sendiri.
Siapa lagi yang paham suara perempuan jika bukan perempuan itu sendiri? Bergandengan tangan sudah seharusnya dilakukan bukan saling melepas dan menjatuhkan.
Sudah saatnya perempuan saling menerima, membaca perempuan lain dari perspektif perempuan dan lebih sering membicarakan pencapaian yang telah diperlihatkan perempuan bukan untuk menjatuhkan namun untuk melangkah bersama.
Wahai perempuan, jadilah jawaban dan harapan. Bekerjalah lebih keras sebab menjadi seorang perempuan dalam berbagai peran baik anak, ibu, menantu, profesi lainnya baik diluar rumah dan rumah tidak pernah begitu mudah untuk dijalani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H