Publik tiba2 dikejutkan oleh pernyataan Grace Natali, ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yg tidak ada hujan tidak angin menyatakan dalam pidato di hari ulang tahun Partainya ( PSI), Â bahwa diri dan partainya anti agama.
Publik tidak hanya terkejut tapi juga tersadar, bahwa ternyata ada gerakan anti agama sedang berlangsung di negeri ini.
Kita tidak tau apakah PSI ini puncak gunung es dalam gerakan ini, alias ada gerakan bawah tanah yg lebih besar tapi tidak terdeteksi.
Untunglah Grace Natali bicara seperti itu, Â sehingga umat Islam tersadar bahwa ada sesuatu yg sedang bergerak dibawah tanah.
Disini PSI melalui Grace Natali telah menyatakan partainya sebagai partai idelogis  yg anti pada agama..benarkah begitu? ya tentu karena apapun alasannya PSI telah berani menyatakan penolakannya terhadap persoalan yg paling sensitip, yaitu tentang perda agama, tentang busana muslim, tentang sesuatu yg berbau agama lainnya.
Menurut Natali, alasan intoleransi, diskriminatif yg disebabkan  alasan agama adalah  pokok  gerakan PSI tersebut ketika mereka terpilih dalam pileg  nanti.
Hal itu  berarti bila PSI atau tokoh yg didukungnya berkuasa kelak,  maka langkah ekstrim mungkin akan dilakukannya .
Seperti mungkin  akan melakukan mutasi besar2an kepada guru2/ kepala2 sekolah negeri yg menurut dugaannya telah memaksakan busana tertentu kepada murid2nya.
Kita tidak tahu Partai jenis apa PSI ini, apakah merupakan turunan dari partai yg telah dilarang tahun 1966 atau apa.
Untuk mengetahuinya kita hanya bisa melihat langkah2 dan pernyataan apa yg akan mereka ambil berikutnya.
Gerakan anti agama ini mirip Revolusi mental yg dicanangkan DN Aidit ( ketua CC polit biro PKI) yg gagal melakukan gerakan 30 september 1965.