Hingga suatu hari Surya bertanya pada Jonathan tentang alasannya yang tidak pernah marah ketika diganggu teman-temannya. Dan jawabannya purn sangat menarik.
"Mengapa aku harus marah? Mereka kan tidak menyakitiku. Aku malah merasa diperhatikan. Lagi pula dengan tersenyum kita bisa meredakan kemarahan".
Penilaian Akhir Semester (PAS) pun datang, anak-anak dengan sungguh-sungguh mengerjakan ualangan tersebut. Dua minggu kemudian penerimaan rapor SD Pelita Kudus. Ketika orang tua keluar dari kelas anak- anak menyambut dengan gaduh. Ada yang gembira, adapula yang kecewa. Namun, hampir seluruh siswa kelas V terkejut mengetahui juara kelas ternyata Jonathan! Si murid baru yang dijuluki iting. "Apa???? Iting juara kelas?" pekik Tanto setengah tidak percaya.
Anak-anak segera memberikan selamat pada Jonathan. Dengan senyum khasnya yang lucu Jonathan berkata.
"Terima kasih"
"Ting, ternyata kamu hebat ya" puji Aldi. "Iya... kami jadi malu, mulai sekarang kami tidak akan memanggilmu Iting lagi. Dan maafkan kami yang selalu mengejekmu" sesal Tomi. Dengan tersenyum Jonathan menjawab "Oh jangan, aku suka kok dipanggil Iting. Lagi pula aku sudah terkenal dengan nama itu. Nanti kalau namaku dirubah, kepopuleranku hilang dong."
Anak-anak tertawa mendengar perkataan Jonathan tersebut. Ternyata Jonathan anak yang asyik. Dan kita harus melihat seseorang itu dari hatinya bukan fisiknya. "Jon, apa resepnya biar jadi juara? tanya Aldi dengan penasaran.
"Ini Iho resepnya" kata Jonathan sambil menunjukkan senyuman lebarnya yang lucu.
Teman-teman kembali tertawa. Itulah Jonathan, ia memiliki sejuta senyuman dan kesabaran menghadapi teman-temannya yang bandel. Dan itu membuatnya semakin disayangi teman-temannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI