Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Belajar Memaknai Gelap dan Kelam dari Novel Laut Bercerita

27 November 2023   21:06 Diperbarui: 27 November 2023   21:12 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Selain itu, kekelaman diidentikan dengan keputusasaan dan rasa sia-sia. Itu terdengar mirip dengan kata menyerah. Ketika kita menyerah, kita berputus asa dan merasa semuanya sia-sia, bukan?

Mungkin ada baiknya justru kita memvalidasi emosi negatif kita. Kita akui dan kita terima rasa marah, kesal, benci, dan tidak terimanya kita terhadap sesuatu atau seseorang. Namun sebatas itu saja. Tidak perlu berlarut-larut. Kalau berlarut, justru kita akan tenggelam dan tak lagi dapat merasakan emosi negatif apalagi positif. Karena tubuh kita sudah enggan peduli, merasa masa bodoh terhadap semua hal yang terjadi. Saya pikir, ini akan menjadi lampu peringatan paling berbahaya dalam hidup seseorang.

Saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk membaca novel ini karena saya dapat memaknai gelap dan kelam dalam hidup saya dengan kacamata yang berbeda sekarang. Meski tidak mudah dan tak jarang saya pun membantah semua pemahaman saya sekarang ini saat saya dihimpit kesulitan dan keputusasaan yang sangat. Namun, ending dari semua proses belajar saya dari apa yang saya baca adalah, bahwa semua ada hikmah dan ada penyelesaiannya. Semoga dari sekian ujian dan cobaan hidup, kita tidak akan pernah menyelesaikannya dengan kata menyerah.

Terima kasih Leila S. Chudori telah menulis karya luar biasa ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun