Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate, Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Air Mata dalam Segelas Jus Stroberi

19 November 2023   20:35 Diperbarui: 25 November 2023   19:04 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Jus Stroberi. (Sumber gambar: Pixabay/Espressolia)

Sebuah headline berita yang tengah viral di media massa membuat hidup dua manusia berubah. Mereka bermula sebagai insan yang saling jatuh cinta. Namun, belum sempat cinta yang bermekaran itu dipetik, mereka layu, mati, dan hanya menanggalkan tangkai keriput di hati masing-masing. Kisah ini berawal dan berakhir dengan air mata dalam segelas jus stroberi.

***

Gadis dengan kemeja merah marun dan rok rimpel hitam itu nampak anggun berjalan memasuki area kantin kampus. Wajahnya bersemu merah segar seperti stroberi yang baru dipetik dari kebun. Delfan tak sedetikpun mengalihkan pandangan dari gadis itu. 

Delfan sering melihatnya dan melayaninya ketika ia memesan di kedai jus buahnya. Adriani namanya. Ia tahu sebab setiap pesanan harus disertai nama pemesan. 

Adriani memang terlihat sering sendirian dan tidak punya banyak teman. Tapi dia terlihat begitu mandiri dan percaya diri. Hal itu menjadi daya tarik sendiri bagi Delfan. 

Selain parasnya yang cantik bahkan saat tidak tersenyum, cara bicaranya yang tegas namun tenang semakin meluluhkan hati setiap lawan bicaranya. 

"Jus stroberi satu, tanpa susu, tanpa gula, esnya sedikit saja," pesan Adriani.

Delfan yang diajak bicara itu justru terdiam mematung melihat wanita yang ia puja kini berada di hadapannya dan berbicara padanya.

"Kak?" panggil Adriani memastikan Delfan mendengar pesanannya karena orang itu justru terlihat melamun. Delfan yang grogi akhirnya mengangguk cepat, salah tingkah.

Hari-hari berlalu. Adriani cukup sering mampir ke kantin untuk sekadar membeli jus stroberi. Delfan pun memanfaatkan pekerjaannya untuk bertemu gadis pujaan hatinya itu. Hingga setiap Adriani datang, ia tak perlu lagi menyebutkan pesanannya secara detail. Justru Delfan lah yang mengkonfirmasi pesanan itu langsung.

"Seperti biasa ya? Jus stroberi, tanpa susu, tanpa gula, es sedikit?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun