Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu yang Kehilangan Sayap dan Pundaknya

5 Oktober 2023   20:44 Diperbarui: 5 Oktober 2023   21:00 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash.com/PhilHearing

Bu,

Setelah kehilangan satu sayapmu

Bahkan seusai salah satu pundakmu patah dibawa pergi semesta dan takdir itu

Kau tak pernah ikut pergi, demi aku

--

Aku bertanya pada sajadah yang selalu kau bentangkan malam demi malam

Bagaimana bisa kesabaranmu seolah tak berujung

Tentang dialogmu dengan Tuhan pada setiap lengan do'a

Dan ketangguhanmu menghadapi dunia

--

Aku bertanya pada langit di pagi hingga siang

Juga pada terik mentari dan guyuran hujan yang membungkus separuh jiwamu

Tentang bagaimana aku bisa sepertimu

Yang menangguhkan diri sekuat tenaga untuk tetap berdiri hanya dengan satu sayap dan satu pundak

Tak peduli sekeras apapun hidup yang menempamu, Bu

--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun