Mohon tunggu...
Rani Dwi Mahesti
Rani Dwi Mahesti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sosial Budaya dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Melakukan Penyuluhan HIV/AIDS di RW II Medokan Semampir

21 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:49 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama peserta kegiatan Penyuluhan HIV AIDS. Dokpri

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat merusak kekebalan tubuh pada manusia. Penderita HIV harus segera ditangani agar tidak menjadi AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kondisi dimana HIV telah mencapai tahap akhir, hal ini menyebabkan tubuh seseorang sudah tidak lagi memiliki kemampuan melawan infeksi yang ditimbulkan. HIV-AIDS telah ditemukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1987, tepatnya di pulau Bali. Kemudian jumlahnya terus bertambah di hampir seluruh provinsi di Indonesia, baik di perdesaan maupun di perkotaan. 

Berdasarkan hasil membaca beberapa literatur, tercatat pada tahun 2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa penderita HIV kebanyakan diderita oleh orang yang berusia produktif yakni kisaran usia 25-29 tahun dengan persentase 69,7%, kemudian disusul pada orang yang memiliki kisaran usia 20-24 tahun dengan persentase 16,9%. Hal ini menunjukan bahwa pada usia ini rentang sekali untuk terjangkit penyakit HIV-AIDS.

HIV-AIDS tentu saja memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan tubuh seseorang. Hal ini lantaran virus yang ada didalam tubuh akan melumpuhkan kekebalan tubuh pada penderita sehingga seseorang akan mudah terserang penyakit. Selain itu, penderita HIV-AIDS akan menjadi orang yang berpotensi menularkan penyakit tersebut kepada orang lain. Maka dari itu diperlukan suatu upaya yang dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada usia produktif terkait HIV-AIDS.  

Foto bersama peserta kegiatan Penyuluhan HIV AIDS. Dokpri
Foto bersama peserta kegiatan Penyuluhan HIV AIDS. Dokpri

Upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait HIV-AIDS dan penyakit seks menular telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN Non Reguler kelompok SBY 8 Universitas 17 Agustus 1945 melalui penyuluhan yang ditujukan untuk kalangan remaja di RW 2 Medokan Semampir Surabaya. Penyuluhan dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Desember 2022 sebagai Peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember. Penyuluhan ini disampaikan oleh Ibu Zilda Rizviani Rukmana Amd.Kebidan dari Klinik Dr. Halim Surabaya. 

Materi yang disampaikan terkait pengertian HIV dan AIDS, penyebab HIV AIDS, tanda dan gejala HIV AIDS, penularan HIV AIDS, pencegahan penyakit seks menular, dan bahaya seks bebas. Penyuluhan ini diikuti oleh orang yang memiliki kisaran usia 15-25 tahun.

Penyuluhan HIV AIDS merupakan serangkaian kegiatan program kerja mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada kalangan remaja agar memiliki kepedulian dan tanggap akan bahaya kesehatan reproduksi dan mencegah sedari dini penyakit HIV AIDS serta penyebarannya.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di RW 2 Medokan Semampir, lantaran  banyaknya para remaja yang menikah muda dan memiliki kebiasaan bergaul dengan bebas sehingga di daerah ini telah ditemukan satu orang penderita HIV AIDS, disini juga masih minim sekali pengetahuan tentang kesehatan remaja yang bisa mengakibatkan terjangkit penyakit HIV dan AIDS. Sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan agar mereka memperoleh informasi yang lebih komprehensif menjadi remaja yang peduli terhadap kesehatan, baik dalam  diri sendiri dan di lingkungan tempat tinggal. 

Penyuluhan ini dikoordinatori oleh mahasiswa Psikologi, Nisa dan para anggotanya yang terdiri dari Rani, Dhea, Putra, Abi, Yakin, dan Ainur. Terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan untuk menyukseskan program penyuluhan ini, yakni tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi. Pada tahap persiapan, dilakukan penyusunan acara, mengobservasi tempat, mengumpulkan informasi, memilih narasumber dan membuat desain poster untuk ditempel di daerah tersebut serta menyusun soal baik pre test ataupun post test. 

Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan menempelkan poster yang telah dibuat sebelumnya, memberikan pre test kepada setiap remaja yang datang ke Balai RW guna mendapatkan informasi awal tentang sejauh mana remaja RW 2 Medokan Semampir mengetahui HIV AIDS dan tentang kesehatan reproduksi. Kemudian dilakukan sesi pemamparan materi pada narasumber dan setelah pemaparan materi selesai, dilakukan post test untuk menilai sejauh mana seseorang paham pada materi yang disampaikan. 

Sedangkan pada tahap evaluasi diberikan sebuah reward bagi peserta yang berhasil memperoleh nilai yang terbaik setelah melakukan pre test dan post test, hal ini bertujuan untuk memberikan dorongan semangat dalam mengikuti setiap rangkaian agenda pada penyuluhan. Kegiatan ini bekerjasama dengan karang taruna.  

Penyuluhan ini memiliki dampak yang nyata bagi masyarakat sekitar diantaranya akan ada sebuah rencana dari para bapak dan ibu untuk segera mengaktifkan kembali kegiatan posyandu remaja yang sempat tutup lantaran pandemi Covid-19. Selain itu, para remaja juga merasa semangat kembali dalam membuat program-program di karang taruna dan posyandu remaja sebagai wujud dari tali persaudaraan, meningkatkan sikap gotong-royong dalam menjaga dan membangun desa yang sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun