Mohon tunggu...
Nyimas Silva Rani
Nyimas Silva Rani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo Assalammuallaikum Teman-teman ,

Mahasiswi Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negri Palangkaraya 2019 || Semester 4 B

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perekonomian Terancam Pandemi Covid-19 Enggan Berlalu...

29 April 2021   14:54 Diperbarui: 29 April 2021   15:02 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid berdampak pada sektor Perekonomian di Indonesia ...

Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa Indonesia sedang berada didalam situasi genting terkait perekonomiannya yang menurun. Hal ini disebabkan oleh terjadinya Pandemi Covid-19. Virus Corona (Covid-19) merupakan virus baru yang merebak pada tahun 2020, virus ini merupakan virus jenis baru (SARS-CoV-2) penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Penyebaran virus ini yang begitu cepat mengakibatkan terjadinya masalah sosial dan ekonomi yang terjadi hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. 

      Sekitar setengah dari 3,3 miliar pekerja di dunia menghadapi risiko kekurangan uang dan atau kehilangan pekerjaan dalam berbagai tingkatannya. Sektor ekonomi informal juga terpukul hebat. Jutaan petani di dunia, begitu juga pekerja migran menghadapi situasi ekonomi yang berat dengan berkurang atau bahkan hilangnya penghasilan mereka. Dengan munculnya Covid-19  pemerintah  Indonesia  mulai  menegaskan  bahwa  masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di  luar  rumah  upaya  untuk  menghindari meningkatnya penyebaran Covid-19.

     Untuk saat ini masyarakat Indonesia sudah  mulai  mengikuti  dan   mematuhi   perintah   yang diberikan pemerintah meskipun masih banyak orang-orang  yang belum  bisa mematuhinya. 

Akan  tetapi  dari  kebijakan  tersebut  dan  akibat   dari   pandemi  virus ini muncul permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik  kalangan  atas,  menengah  dan bawah. Setidaknya ada tiga aspek yang dapat dilakukan dari sudut ekonomi dan juga kesehatan di masa pandemi sekarang ini.

  • Pertama, pandemi ini menjadi semacam alarm pengingat kita semua bahwa program Universal Health Coverage (UHC) memang harus diterapkan secara luas di suatu negara, setidaknya meliputi tiga area.
  • Kedua, dalam hal ekonomi dan kesehatan adalah perkembangan teknologi digital. Di masa pandemi sekarang ini berkembang sekali pelayanan kesehatan secara digital, konsultasi lewat email atau WA, telemedisin dan berbagai platform digital lainnya.
  • Ketiga, ekonomi dan kesehatan adalah kembali menunjukkan tuntutan perlunya keamanan kesehatan (health security).

       Keadaan perekonomian di Indonesia saat ini  di hadapkan dengan banyak persoalan dalam aspek ekonomi akibat dari pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi di Indonesia terlihat memprihatinkan, ekonomi secara global 2020 diperkirakan bisa jatuh seperti depresi 1930, bukan lagi seperti tahun 2008 atau 1998. Kondisi ini juga memicu penurunan dagangan bahkan perdagangan internasional. Di Indonesia sendiri berbagai sektor harus terkendala dalam proses operasi, seperti pabrik-pabrik yang harus menghentikan proses operasi karena kondisi tidak memungkinkan. Trend ekonomi ini menjadi topik kajian Ekonomi dalam Pandemi.

       Adanya dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam jumlah yang besar, sebagai bagian dari krisis ekonomi.  Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan ekonomi diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut  terkena  dampak  dari  wabah  virus  ini adalah sektor lembaga keuangan  di Indonesia seperti  perbankan hingga konsumsi rumah  tangga yang menurun. 

      Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan  akses  pendidikan  dasar   terutama   bagi penduduk yang ada di pelosok   dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.  Sebagai sebuah negara yang  memiliki  bonus  demografi  di  era  ini, ditambah dengan posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus demografi kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)  2015-2019. 

     Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah  Di Indonesia Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. 

    Kesenjangan antara region di Indonesia (antar provinsi, antar pulau maupun antar kawasan) tidak saja terlihat dari nilai pertumbuhan ekonomi namun juga kesejahteraan masyarakat atau kemiskinan di setiap daerah. Berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, persentase penduduk miskin di Indonesia selama periode pengamatan cenderung menurun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan trend pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat.  Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Menurut Provinsi Di Indonesia Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah yang sangat luas. 

Perbedaan kondisi demografis, kandungan sumber daya alam, kelancaran mobilitas barang dan jasa, konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah serta alokasi dana pembangunan antar wilayah merupakan faktor yang memicu terjadinya perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan antar daerah di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi menurut provinsi di Indonesia selama periode pengamatan tahun 2001-2011 cukup beragam. 

Terdapat provinsi yang memiliki persentase penduduk miskin yang sangat kecil namun juga terdapat provinsi yang memiliki persentase penduduk miskin yang sangat besar.

Provinsi dengan rata-rata persentase penduduk miskin terkecil diantaranya adalah

(1) Provinsi DKI Jakarta yakni sebesar 3,73%,

(2) Provinsi Bali sebesar 6,38%,

(3) Provinsi kalimantan Selatan sebesar 7,32%,

 (4) Provinsi Banten sebesar 8,43% dan

(5) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 8,87%.

Provinsi dengan rata-rata persentase penduduk miskin terbesar/terbanyak diantaranya adalah

(1) Provinsi Papua yakni sebesar 38,82%,

(2) Provinsi Papua Barat sebesar 35,77%,

(3) provinsi Maluku sebesar 29,88%,

(4) Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 27,06% dan

(5) Provinsi Gorontalo sebesar 26,70%.

Fenomena ini mengindikasikan bahwa pembangunan yang terjadi di daerah tersebut tidak menyebar ke masyarakat lapisan bawah atau dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak serta merta mampu menurunkan jumlah atau persentase penduduk miskin di daerah tersebut. Di era saat ini banyak langkah yang dapat ditempuh oleh para generasi muda diantaranya yaitu melalui  bisnis  berbasis  media sosialdimana dengan melalui media sosial tidak akan terciptanya kontak langsung dan dapat mencegah penularan virus serta tetap menjadi golongan yang produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun