Seorang gadis dengan seragam sekolahnya sedang berjalan sambil berkumandang mengikuti alunan musik yang didengarkan melalui earphone nya. Dia berniat untuk mampir ke toko buku langganannya sepulang sekolah, dikarenakan ada buku yang belum selesai dia baca. Kebetulan tempatnya tidak terlalu jauh dari sekolahnya dan masih satu arah dengan rumahnya.
Â
Toko buku yang sudah lumayan tua entah sejak kapan berdirinya dia sendiri tidak tahu. Pertama kali dia ke tempat ini saat dia masih smp. Dia tidak sengaja menemukan tempat ini saat pulang dari rumah temannya. Meskipun tokoh ini sudah tua dan terlihat usang dia sangat menyukainya. Di tempat ini dia bisa membeli, meminjam atau sekedar membaca buku disana.
Â
Setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya sampai juga dia di toko buku itu. Gadis itu langsung masuk ke dalam. "Halo mang Adi" sapa nya kepada si penjaga toko.
Â
"Eh neng Leya, baru pulang sekolah ya". Tanya mang Adi kepada gadis itu. "Iya mang" jawabnya.
Setelah menyapa mang Adi, leya langsung menuju rak dimana tempat buku buku tersusun rapi. Dia mencari buku yang kemarin dia baca tapi tidak menemukannya. Mungkin bukunya sudah diambil orang pikir nya.
Â
Karena buku yang ia cari tidak ada, Leya memutuskan untuk mencari buku lain saja. Namun pandangannya tertuju pada sebuah buku bersampul coklat usang yang berada di rak paling atas. Karena rak nya lumayan tinggi dia tidak bisa meraih buku itu.Tidak kehabisan akal gadis itu mencari kursi agar dapat mengambil bukunya.
Â
Setelah mendapatkan bukunya, Leya membersihkannya  karena lumayan berdebuh.
"Merubah waktu", dia membaca judul buku itu. Ia mulai membuka halaman pertama dan membacanya. Tulisan dalam buku itu seperti tulisan tangan, kertasnya juga tampak kekuningan. Entah sejak kapan buku itu ada.
Â
Setelah membaca hampir setengah dari buku itu, dia sadar bahwa hari sudah mulai gelap dan harus segera pulang. Dia memutuskan untuk membawa bukunya.
Â
Setibanya dirumah, Leya segera membersihkan diri dan berniat melanjutkan membaca buku itu, setelah selesai mandi dan saat akan mengambil buku tiba tiba ibunya memanggil untuk makan malam. "Leya ayo turun, yang lainnya sudah menunggu", Suara mamanya. "Iya ma", jawabnya.
Â
Setelah selesai makan Leya segera kembali ke kamarnya dan melanjutkan membaca buku itu. Tak terasa dia sudah membaca bagian terakhir dari bukunya. Meskipun belum selesai membaca bukunya, dia dapat menyimpulkan bahwa buku itu  menceritakan tentang seorang ilmuwan yang melakukan percobaan membuat rumus untuk bisa menjelajah waktu.
Â
Ilmuwan itu menggunakan lengkungan ruang dan waktu di alam semesta untuk melipat waktu
Â
menjadi bentuk lingkaran. Melalui lingkaran tersebut, penjelajah waktu dapat melompat ke masa depan dan masa lalu. Dan untuk dapat membuktikan penemuannya dia menjadikan temannya untuk dijadikan percobaan.
Â
Sudah sangat larut malam, namun Leya tidak bisa tidur. Ia terus kepikiran dengan buku itu. Apa benar rumus dalam buku itu bisa membawanya menjelajah waktu. Leya tidak sabar ingin memberi tahu sahabatnya besok disekolah.
Â
Keesokan harinya saat Leya tiba di sekolah, dia menceritakan semua tentang buku itu pada sahabatnya. "Wah menarik, bagaimana kalo kita coba saja rumus nya?", ujar Katrin. "Kamu gila? Bagaimana kalo kita tidak bisa kembali?". "Itu kita pikirkan nanti".
Â
Saat bel berbunyi yang menandakan waktu pulang telah tiba, kedua gadis itu bergegas memasukkan peralatan sekolah mereka dan buru buru keluar kelas. Mereka akan pergi ke
toko buku itu dan mencoba rumus itu disana.
Â
Sesampainya di toko buku mereka langsung masuk, kebetulan toko nya lumayan sepi hanya hanya ada mereka berdua. Mereka memilih tempat yang paling ujung yang  jarang dilalui oleh orang orang.
Â
Leya mengeluarkan buku itu dari dalam tas nya dan mencari halaman dimana ada rumus itu dan cara menggunakannya. Setelah menemukannya mereka mengikuti arahan yang ada dalam buku itu. Setelah selesai, semua baik baik saja tidak ada yang berubah sampai akhirnya mereka seperti ditarik oleh bumi dan ter putar putar dalam ruangan berbentuk tabung yang gelap tidak ada cahaya.
Â
Tiba tiba mereka terjatuh di pinggir jalan. Mereka melihat sekitar terdapat orang orang berlalu lalang terlihat terburu buru, terdapat gedung gedung tinggi disekeliling mereka dan yang paling membuat takjub adalah mereka melihat mobil dan sepeda bisa terbang.
Â
Mereka berdua kebingungan tidak tahu berada dimana dan tahun berapa hingga akhirnya mereka melihat papan besar seperti televisi menempel di gedung gedung itu menyiarkan berita tentang perayaan tahun baru 2070. Jadi dapat disimpulkan mereka sekarang berada dimasa depan.
Â
Dengan kebingungan mereka memutuskan untuk berjalan menyusuri jalan sampai akhirnya mereka sadar bahwa ini adalah kota tempat mereka tinggal. Benar benar berubah 180 derajat teknologi teknologi yang semakin canggih. Mobil yang bisa berjalan tanpa dikendalikan oleh manusia, taman kota yang dulu hanya ada permainan anak anak kini dibangun icon khas kota yang sangat besar banyak orang orang berfoto dengan kamera yang bisa terbang.
Â
"Wah aku tidak percaya kota kita akan menjadi seperti ini" ucap katrin takjub. "Iya aku juga, sungguh menakjubkan, teknologinya benar benar canggih" jawab Leya.
Â
Setelah cukup lama berjalan menyusuri pusat kota mereka tersadar bagaimana mereka akan kembali. "Leya, bagaimana ini? Gimana caranya untuk kembali dari masa inj?", tanya Katrin. "Entahlah kat aku juga tidak tahu", jawab Leya.
"Apa kita tidak akan bisa kembali?".
Â
Mereka merasa kebingungan untuk mencari cara agar bisa pulang namun tiba tiba Leya mendapat ide. "Buku itu, disana ada cara untuk kita bisa kembali", ujar Leya. "Buku itu? Tapi kita tidak membawanya". Kata Katrin. " kita harus mencari toko buku itu, itu adalah satu satunya cara untuk kembali dari masa ini". Ujar Leya.
Â
Akhirnya dua gadis itu pergi untuk mencari toko buku itu. Setelah berjalan kurang lebih satu jam mereka masih belum sampai juga. Sebenarnya toko itu tidak terlalu jauh dari pusat kota hanya saja mereka berjalan kaki jadi akan membutuhkan waktu yang lama. Mereka telah sampai disekolah mereka dulu namun sekarang sudah menjadi gedung yang sangat tinggi yang dijadikan perkantoran.
Â
Saat tiba di tempat dan melihat toko buku itu masih ada mereka sangat lega, mereka langsung masuk ke dalam toko itu. Suasananya masih sama terlihat tua dan usang, aneh padahal semua bangunan yang ada di sekitar sini sudah berubah hanya toko ini yang masih sama. Penjaga toko nya sudah ganti bukan lagi pak Adi melainkan seorang laki laki yang masih muda umurnya sekitar 20 tahunan.
Â
Kedua gadis menyusuri rak rak untuk mencari dimana buku itu. "Apa kau mendapatkannya Leya?". Tanya katrin pada Leya. "Belum". Mereka terus mencari hingga akhirnya pandangan Leya tertuju pada rak pojok paling bawah, ya buku itu disana.
Â
"Aku mendapatkannya Katrin." Ujar Leya. Mereka langsung membuka buku itu dan mencari halaman dimana terdapat rumus untuk kembali. Leya dan Katrin melakukan apa yang diperintahkan dibuku itu setelah itu mereka seperti ditarik kedalam bumi dan terputar putar
Â
dalam sebuah tabung yang gelap. Dan mereka akhirnya kembali ke tempat semula yaitu tempat buku itu.
Â
"Wahh.. aku tidak menyangka ini nyata" ujar Katrin. "Iya aku juga, ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa kat" saut Leya. Leya memutuskan untuk membeli buku itu dan menyimpannya. Apakah ada yang akan percaya jika mereka cerita?.
Â
Tamat-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H