Mohon tunggu...
Rania Hasna Sari
Rania Hasna Sari Mohon Tunggu... Lainnya - The journey in life may not be flat he twists you just need to be strong in life and face it

cncr.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motivasi dalam Menjalani Hidup Versi Saya

21 Desember 2020   19:27 Diperbarui: 21 Desember 2020   19:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saya anak perempuan satu-satunya dikeluarga biasa disebut anak tunggal pada
umumnya. Selalu ada plus dan minusnya, menyenangkan dan terkadang menyedihkan
karena terlahir menjadi anak tunggal perempuan. Orang lain sering bilang " enak ya
gapunya saudara, apa-apa diturutin langsung", " enak ya kalo minta sesuatu nggak
dibagi-bagi" kata itu hampir keluar ketika orang lain mengetahui jika aku adalah seorang
anak tunggal, jauh diluar itu orang lain tidak tau yang sebenarnya. Memang benar
menjadi anak perempuan tunggal sangat dijaga ibarat dia paket dikardus harus ada
tulisan harap hati-hati mudah rapuh hahaha .Semua orang pasti memiliki porsi masing-
masing dalam hidupnya, belum tentu yang orang lihat itu benar dan yang salah belum
tentu salah. Dari hal yang sudah saya lalui sampai sekarang, saya bersyukur sekali
saya dilahirkan dari keluarga yang baik dan mendukung apapun sesuatu yang saya
pilih, di kelilingi orang-orang baik, dikelilingi teman yang sehat lingkungannya, dan juga
memiliki 3 sahabat terbaik yang saya temui saat sekolah menengah pertama. Pada
dasarnya semua orang pernah merasakan hal nano-nano didalam perjalanan hidupnya
mereka pernah merasakan sedih, gelisah, gundah, maupun senang dan itu sudah ada
waktunya masing-masing. Saya ini termasuk seseorang yang sangat pemikir dan
sensitif kalo bahasa gaul sekarang sih "overthingking" hal tersebut pernah membuat
saya sampai jatuh sakit. Awal bulan Januari saat mempersiapkan untuk masuk kuliah
saya mulai bingung karena perasaan takut sudah datang sebelum kejadian, jadi awal
bulan tersebut sudah diadakan penyaringan oleh sekolah untuk mendapat kuota masuk
PTN pada saat itu, Alhamdulillah saya masuk pada saat itu namun ketika penyaringan
tahap kedua yang di namakan SNMPTN saya gagal, awal saya bilang saya tidak boleh
berekspetasi tinggi terhadap itu. Namun, saya salah ketika pengumuman keluar dan
keluar warna merah saya langsung menangis, kecewa sendiri dengan eskpetasi yang
sebelumnya pernah tidak saya bangun. Kemudian dua bulan setelahnya ada tes masuk
PTN yang dinamanya sbmptn yang diadakan pada bulan juli selama 2 minggu
kemudian hasilnya diumunya bulan agustus disitu sayapun gagal lagi, saya sangat
kaget ketika pengumuman keluar dan pastinya menangis untuk kesian kalinya. Dan
jalur yang saya coba terakhir adalah mandiri saya sempat mendaftar di PTN Unair pada
saat itu saya mengikuti tes program S-1 dan juga sekolah vokasi di Unair namun ternyata belum rejeki lagi, saya gagal untuk kesekian-kian kalinya. Kemudian saya
memutuskan untuk berkuliah di sekolah tinggi manajemen kepelabuhan menjadi tempat
saya melanjutkan pendidikan setelah SMA saya sangat enjoy menikmati kehidupan
saya saat ini karena mungkin jika kemarin saya tidak mengalami hal-hal itu saya tidak
akan menjadi perempuan kuat seperti ini. Kata yang memotivasi saya " semisal kamu
capek kamu istirahat, semisal kamu sedih nangis aja nggak papa, semua ada waktunya
sendiri-sendiri semangat yaa jalani aja". Dan juga tips dari saya ketika kalian kurang
enjoy atau sedang ada masalah didalam hidup sering-sering bilang ke diri sendiri "
MAKASIH YA UDAH KUAT SAMPAI SEKARANG, MAKASI NIH BADAN YANG UDAH
MAU DIAJAK SUSAH SENANG BARENG-BARENG" ampuh banget dan ngaruh di
hidup soalnya pas tidur trus pagi bangun nyenyak banget rasanya. Cukup sekian cerita
yang saya tulis semoga bisa memotivasi atau bisa juga menjadi penyemangat dalam
kalian menjadi hidup, sehat selalu dan bahagia buat yang udah baca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun