Mohon tunggu...
Rani Adelia
Rani Adelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa prodi Akuntansi di Universitas Pancasakti Tegal

Selanjutnya

Tutup

Financial

Penyalahgunaan KTP sebagai Target Jaminan Paylater & Pengaruhnya terhadap Gen Z

29 Juni 2024   11:20 Diperbarui: 29 Juni 2024   11:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar indonesiabaik.id

Diera digital ini yang semakin berkembang, semakin banyak teknologi untuk mempermudah kehidupan masyarakat, termasuk kemudahan dalam melakukan pembelian dan pembayaran. Salah satu Inovasi yang cukup populer belakangan ini adalah layanan paylater. Paylater adalah sistem pembayaran yang ditunda, dengan kata lain bisa membeli barang tanpa harus membayar langsung tapi sebagai gantinya tiap kita membayar tiap bulan beserta bunganya.OJK menjelaskan bahwa paylater adalah sebuah istilah yang merujuk pada transaksi pembayaran atau jasa. Paylater merupakan layanan untuk menunda transaksi atau pembayaran hutang yang wajib dilunasi sesuai tanggal yang ditentukan. Paylater mempunyai sistem untuk bisa melakukan pembelian terlebih dahulu dan melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu. Maraknya penggunaan paylater memengaruhi ekonomi gen Z, dan dengan adanya unsur Fomo (Fear Of Missing Out) yang merupakan rasa takut "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas tertentu mendukung gen Z menggunakan paylater.

Ketika konsumen merasakan kemudahan melakukan belanja online, konsumen cenderung meningkatkan pembelanjaannya dan cenderung selalu mencari informasi tentang produk yang dibutuhkannya. Karena dengan adanya teknologi ini, keputusan pembelian dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus ada pertemuan antara penjual dan pembeli. Dari kemudahan transaksi ini dikhawatirkan akan mendorong konsumen melakukan pembelian spontan tanpa memperhatikan kemampuan dan finansialnya.

Konsumen tidak hanya membeli produk yang dibutuhkan, melainkan membeli barang yang tidak penting, fitur paylater seperti ini tidak Bankable untuk mengakses kredit. Pembelian ini merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen membeli secara spontan tanpa melalukan pertimbangan terhadap akibat dan dipengaruhi oleh kondisi emosional. Dengan adanya unsur fomo ternyata dapat dimanfaatkan dalam dunia marketing yang mengarah pada konsumen dengan memberikan tekanan pada proses pengambilan keputusan konsumen dengan ini unsur fomo sangat berpengaruh pada pembelian konsumen.

Penyalahgunaan KTP sebagai Jaminan dan pengaruhnya pada Gen Z Salah satu bentuk penipuan yang sering terjadi adalah penyalahgunaan kartu tanda penduduk (KTP) sebagai jaminan pengunaan layanan paylater. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat mengunakan identitas orang lain untuk membuka akun paylater dan melakukan pembelian, tanpa niat untuk membayar tagihan tersebut. Dengan ini tentunya merugikan pihak yang nenjadi korban penyalahugunaan. Tapi penyalahgunaan ini bisa juga disebabkan oleh korbannya itu sendiri karna banyak yang sengaja menggunakan jaminan KTP untuk penggunaan paylater untuk memenuhi gaya hidup mereka. Paylater mempunyai potensi besar untuk menjadi pilihan utama dalam pembayaran kredit selama distribusi kartu kredit tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan, termasuk untuk kelas menengah ke bawah.

Dampak penyalahgunaan KTP pada Gen Z yang tumbuh dengan teknologi dan selalu bergantung pada transaksi online. Oleh karna itu, generasi ini menjadi target penyalahgunaan paylater dengan menggunakan KTP dan dengan adanya unsur fomo mendukung generasi Z untuk melakukan jaminan KTP untuk pembelian online, dan juga karna tergiur promosi-promosi di aplikasi online banyak yang terjebak pada hutang yang tergolong cukup besar bagi meraka yang belum berpenghasilan. Dampak ini sangat merugikan generasi Z. Walaupun bunga yang diberikan oleh paylater lebih tinggi tetapi konsumen kebih suka melakukan transaksi dengan paylater karena prosesnya yang cepat dan terjamin keamananya oleh OJK. Hal ini dikhawatirkan menjadi pemicu konsumen melakukan pembelian impulsif tanpa memperhatikan kemampuan dan kesanggupan secara finansial.

Cara mencegah penyalahgunaan KTP sebagai target jaminan penggunaan paylater, terkait perlindungan hukum di Indonesia terhadap data pribadi masih dipandang belum optimal, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya penyalahgunaan data pribadi seseorang tanpa sepengetahuan dari pemiliknya yang diakibatkan kurang keamanan dan pengawasan dari pihak pengguna data. Dan juga kurangnya edukasi mengenai keamanan transaksi digital banyak individu yang masih kurang paham mengenai keamanan transaksi digital. Mereka tidak terlalu mempertahankan atau mengabaikan resiko penyalahgunaan data pribadi.
Berikut beberapa cara untuk mencegah penyalahgunaan KTP sebagai target jaminan penggunaan paylater:
1). Lindungi privasi KTP
2). Periksa riwayat pembelian anda
3). Aktifkan verifikasi dua langkah
4). Gunakan paylater dengan bijak
 Dengan adanya penyalahgunaan ini dapat terlihat adanya kelemahan sistem, kurangnya pengawasan sehingga data pribadi dapat disalah gunakan dan mengakibatkan kerugian bagi pemiliknya. Penyalahgunaan KTP ini sebagai target jaminan penggunaan paylater merupakan masalah yang cukup serius bagi generasi Z. Dalam era digital ini yang semakin maju, penting bagi kita untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menggunakan layanan paylater. Dengan melindungi privasi KTP, memeriksa riwayat pembelian, mengaktifkan verifikasi dua langkah dan menggunakan paylater dengan bijak. Kita dapat mengurangi resiko penyalahgunaan dan melindungi diri kita sendiri. Oleh karena itu, kesadaran dan edukasi mengenai penyalahgunaan KTP harus tetap ditingkatkan untuk melindungi diri kita sendiri dari ancaman yang tidak terduga.

Referensi Jurnal
Puspitasari, Defi, and Jazilatul Chikmiyah. "Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan Dan Fomo Terhadap Pembelian Impulsif Pada Gen Z Pengguna Shopee Pay Later." Journal of Comprehensive Science (JCS) 3.1 (2024): 139-143.
https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/394/285
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7387412/gen-z-milenial-rentan-terjerat-pinjol-gegara-prinsip-hidup-yolo-fomo

Rani Adellia, penulis pernah melaksanakan PKL (praktek kerja lapangan) di bakery GuCheeZ saat masih duduk di bangku kelas 12, setelah lulus dari SMKN 2 Slawi tahun 2022, penulis melanjutkan pendidikan S1 Akuntansi di Universitas Pancasakti Tegal. Impian penulis setelah lulus S1 Akuntansi bisa bekerja di Bank atau perusahaan BUMN bidang Akuntansi. Komunikasi lebih lanjut bisa melalui IG: @rania_dellll, Linkendln: Rani Adellia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun