Mohon tunggu...
Rania Cahyani
Rania Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nothing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Permasalahan Usaha "Aw.food dan Drink" di Era Pandemi

9 September 2021   00:32 Diperbarui: 9 September 2021   00:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, seluruh dunia tengah dihadapkan dengan permasalahan serius yang telah membabat habis sebagian besar keuntungan negara di semua sektor, salah satunya sektor perekonomian. Permasalahan serius ini bukanlah berbentuk perang fisik. Namun, perang ini melibatkan seluruh diri kita baik dari segi fisik maupun dari segi mental. 

Jika fisik dan mental kita tidak siap menghadapi ini, maka otomatis kita juga akan ikut menjadi korban keganasan permasalahan ini. Perang ini juga bukan perang yang membutuhkan berbagai senjata seperti bom, nuklir, dan peluru. Perang ini merupakan perang yang membutuhkan daya imun tubuh kita. Inti utama dari perang ini berbentuk virus. 

Ya, virus corona atau yang lebih dikenal dengan covid-19. Semenjak awal kemunculannya, virus ini sudah cukup meresahkan dunia Kesehatan karena belum bisa ditemukan media awal yang valid mengapa virus ini bisa menular.

Awal mula virus ini masuk ke Indonesia, tidak terlalu dianggap serius oleh masyarakat. Karena, Sebagian besar masyarakat menganggap virus ini hanya virus biasa seperti influenza dan semacamnya. 

Namun, seiring angka positif covid-19 terus menjulang naik, sedikit demi sedikit masyarakat mulai percaya bahwa virus ini nyata dan membahayakan. Pemerintahpun mulai mengambil Langkah serius dalam menghadapi covid ini. 

Semakin bertambahnya kasus covid di seluruh dunia, penyebaran virus inipun ditetapkan sebagai pandemi. Dalam menghadapi pandemi ini, hampir seluruh negara di dunia menetapkan lockdown atau karantina mandiri untuk negaranya. 

Semua masyarakat yang tidak berkepentingan khusus dilarang berkeliaran keluar rumah. Toko-toko yang diperbolehkan buka hanya toko yang menjual bahan pokok seperti supermarket dan mini market.

Tidak hanya lockdown, pemerintah Indonesia juga memberlakukan pembatasan-pembatasan sosial dan kegiatan masyarakat. Pembatasan ini dilakukan guna memutus rantai codi-19 yang makin memanjang seiring berjalannya waktu. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara kita. 

Semua mall, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, dan tempat penunjang ekonomi lainnya ditutup. Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar yang terkena dampak mengerikan dari pandemi ini, pengusaha-pengusaha mikro pun merasakan hal yang sama. Para pedagang kaki lima, warung-warung makan kecil seperti angkringan dan sejenisnya terpaksa ditutup. 

Padahal, terkadang usaha-usaha inilah yang menjadi sumber utama penghasilan mereka. Pendapatan utama yang memberi mereka makan, minum, dan memenuhi kebutuhan pokok lainnya tersendat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun