Mohon tunggu...
Rania Muzdalifah
Rania Muzdalifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rangking Kenangan

28 November 2024   20:34 Diperbarui: 28 November 2024   20:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi, inyiak, rangkiang tu tetap ado. Biso juo kito manfaatkannyo untuak menyimpan barang-barang lamo," kata Aisyah berusaha menghibur diri.

Nenek Aisyah kembali tersenyum, "Itu juo ado benernyo, cucu. Rangkiang tu bukan sajo bangunan, tapi juo lambang budaya dan jati diri urang Minang."

Aisyah menatap rangkiang itu kembali. Ia menyadari bahwa rangkiang tua itu lebih dari sekadar tempat penyimpanan padi. Rangkiang itu adalah simbol dari sejarah, budaya, dan keluarga.

Malam semakin larut. Aisyah masih duduk di ambang jendela, ditemani oleh neneknya dan rangkiang tua yang penuh kenangan. Di bawah langit malam yang bertabur bintang, Aisyah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menghargai warisan budaya nenek moyangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun